Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah dan Won Pimpin Jatuhnya Mata Uang Asia

Kompas.com - 10/09/2015, 14:32 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Rupiah dan won Korea Selatan memimpin jatuhnya mata uang Asia, Kamis (10/9/2015). Imbas dari kekhawatiran perlambatan ekonomi China dan prospek kenaikan suku bunga The Fed.

Ringgit Malaysia dan rupiah sama-sama jatuh ke level terendah sejak 1998 dipicu merosot pasar saham global  menjelang 16-17 September pertemuan Fed. Baht Thailand merosot ke level terendah sejak Maret 2009.

Won Korea jatuh untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir, turun 0,5 persen. Dana asing yang keluar telah mengupas pasar saham Korea pekan ini sebesar 6,2 miliar dollar AS.  Bank of Korea akan mempertahankan suku bunga acuan pada 1,5 oersen pada pertemuan pada hari Jumat, menurut 16 dari 18 ekonom yang disurvei Bloomberg.

"Won lemah karena volatilitas pasar global dan kekhawatiran tentang pasar negara berkembang. Ini juga di bawah tekanan karena investor asing menjual saham Korea," kata Jeon Seung Ji, seorang analis mata uang Samsung Futures Inc.

Sementara rupiah Indonesia dan rupee India juga turun 0,5 persen. Berdasarkan, data Bloomberg, rupiah pada pukl 11.15 WIB melorot ke posisi Rp 14.340 per dollar AS. Posisi terendah sejak krisis 1998. Kemarin mata uang garuda ditutup menguat tipis pada 14.261,5.

Sebelumnya, merujuk data tenaga kerja AS, Rabu (9/9/2015) kian menumbuhkan spekulasi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga. Sementara, China akan melaporkan data penjualan ritel dan output pabrik Minggu. Selandia Baru menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya dalam tiga bulan, menambah gelombang global pelonggaran moneter sebagai langkah untuk menghidupkan kembali pertumbuhan.

"Ada banyak ketidakpastian di pasar dan data China yang kemungkinan besar akan mengecewakan. Downgrade Brasil dan penurunan suku bunga di Selandia Baru menyoroti tantangan bagi perekonomian global. Pertemuan Fed menambah ketidakpastian dan menambah kekuatan bagi dollar," kata Andy Ji, ahli strategi mata uang Commonwealth Bank of Australia.

Sementara ringgit melemah 0,4 persen, setelah sebelumnya turun sebanyak 1,2 persen menjadi 4,3798 per  dollar AS, tingkat terendah sejak Januari 1998 ketika itu mencapai rekor 4,8850. (Yudho Winarto)

baca juga: Paket Ekonomi Diumumkan, Rupiah Masih Lesu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com