Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Jual Surat Utang AS

Kompas.com - 14/09/2015, 13:21 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Bukan rahasia lagi bahwa China merupakan negara terbesar yang memegang surat utang Amerika Serikat. Nah, haruskah AS cemas bahwa China saat ini mulai melepas kepemilikan surat utang AS?

Selain itu, ada masalah serius yang muncul dari kondisi ini, yaitu apakah China bisa terus meminjamkan uang kepada Washington untuk membantu pendanaan defisit federal pada masa yang akan datang.

Masalahnya, saat ini, China banyak melepas kepemilikan surat utang AS karena kebutuhan mereka yang tinggi terhadap dana tunai. Belakangan, Pemerintah China sudah mengeluarkan sejumlah gebrakan untuk menyokong pasar dan mencegah nilai mata uang mereka jatuh bebas. Pada saat yang sama, pemerintah Beijing juga berupaya untuk menstimulasi perekonomian.

Per Juni, China menggenggam sekitar 1,3 triliun dollar AS surat utang AS. Hal ini menjadikan Negeri Panda sebagai negara pemegang surat utang AS dengan jumlah terbesar.

Aksi jual dan adanya potensi bahwa China tidak akan membeli surat utang AS pada masa depan menimbulkan pertanyaan atas potensi kenaikan biaya pinjaman Amerika.

Hal tersebut mungkin saja sudah terjadi, setidaknya dalam skala kecil. Saat pasar saham terguncang, investor biasanya langsung memburu surat utang AS dan tingkat yield akan turun. Hanya, pada akhir Agustus, yield surat utang AS naik tipis.

Faktor spekulasi kenaikan suku bunga The Fed sedikit banyak memengaruhi hal itu. Namun, pelaku pasar juga menduga adanya aksi tak biasa pada pasar obligasi yang didorong oleh pelepasan surat utang AS oleh China.

China butuh dana tunai
Saat ini, Beijing sudah memangkas tingkat kepemilikannya atas surat utang AS seiring upayanya untuk mengerem pelemahan mata uang yuan. China juga berupaya mendongkrak kembali pasar saham mereka, yang nilainya sudah tergerus separuh dalam beberapa bulan terakhir.

"Arus dana yang hengkang dari China meningkat tajam, dan yuan berada di bawah tekanan jual. Salah satu hal yang bisa mereka lakukan adalah melepas surat utang AS untuk membeli mata uang mereka sendiri," kata Walter Zimmerman, Chief Technical Analyst United-ICAP.

Sebelumnya, kekhawatiran muncul bahwa China dapat menyebabkan kemunduran ekonomi AS dengan melepas kepemilikan surat utang AS dalam nilai besar. Namun, kecemasan tersebut tidak terjadi.

"Jika simpanan surat utang AS ibarat bom nuklir, maka penjualan surat utang yang moderat untuk mengimbangi tekanan jual pada yuan tidak akan menyebabkan ledakan," kata Michael McDonough, Chief Economist Bloomberg Intelligence.

Namun tetap saja, penjualan surat utang AS oleh China dapat mengerek tingkat yield obligasi AS. Hal ini menjadi perhatian khusus karena suku bunga surat utang digunakan sebagai acuan untuk menetapkan tingkat suku bunga pinjaman terhadap sejumlah item, seperti kartu kredit dan kredit perumahan. (Barratut Taqiyyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com