Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SKK Migas Sanggah Pernyataan Rizal Ramli soal Pengembangan Blok Masela

Kompas.com - 23/09/2015, 05:14 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menunjukan data-data proyeksi pengembangan "Lapangan Gas Abadi", Blok Masela di Laut Arafuru, Maluku kepada media.

Data tersebut sangat bertolakbelakang dengan pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli pada Senin (21/9/2015). Saat ini, pemerintah memiliki dua opsi pengembangan Blok Masela.

Pertama membangun kilang gas cair (LNG) terapung di tengah laut (floating) atau offshore dan kedua membangun pembangunan pipa ke Pulau Aru dan kilang LNG di darat (onshore).

Berdasarkan data SKK Migas, investasi pembangunan floating diperkirakan akan menelan biayanya 14,8 miliar dollar AS. Jauh lebih murah daripada pembangunan pipa gas dari Blok Masela ke Pulau Aru dan pembangunan kilang di darat yang mencapai 19,3 miliar dollar AS.

Sementara Rizal Ramli menuturkan, investasi pembangun floating diperkirakan akan menelan biayanya 19,3 miliar dollar AS. Sementara biaya pembangunan pipa gas kata Rizal lebih murah yaitu hanya menelan dana 14,6 sampai 15 miliar dollar AS saja.

Perang argumen antara SKK Migas dan Kementerian Koordinator Kemaritiman itu mengerucut kepada pertanyaan, mana yang lebih tepat untuk pengembangan daerah di sekitar Blok Masela? Apakah membangun kilang terapung, ataukah membangun pipa?

SKK Migas mengakui pembangunan pipa disertai kilang di darat telah berhasil mengembangkan kota-kota disekitar blok migas yang dikembangkan. Arun di Aceh, Bontang di Kalimantan Timur bisa jadi contohnya.

Namun, menurut lembaga itu, khusus di sekitar Maluku, terutama Pulau Aru, pembangunan floating akan jauh lebih bermanfaat ketimbang membangun pipa gas sepanjang 600 kilometer seperti yang diusulkan Rizal Ramli. Pasalnya dengan pembangunan floating, SKK Migas yakin industri perkapalan di Indonesia timur akan berkembang pesat.

Pembangunan floating memang mengandalkan kapal untuk pendistribusian gas. Sementara bila membangun kilang di darat, maka pipa-pipa gas, seperti yang diusulkan Rizal menjadi andalannya.

"Membangun industri galangan kapal di Indonesia Timur, termasuk industri fabrikasi modul-modul dan kapal LNG. Hal ini sejalan dengan program pemerintah bidang kemaritiman, yaitu membangun infrastuktur dan industri kemaritiman," jelas SKK migas dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Jakarta, Selasa (22/9/2015).

Sementara kata Rizal, pembangunan pipa gas juga akan sangat bermanfaat untuk wilayah Aru, Maluku. Aru diprediksi akan menjadi kota besar layaknya Balikpapan karena adanya pipa dan pengolahan gas dari Blok Masela.

"Bahasa sederhananya, dalam 10 tahun kita akan bikin kota, yang mungkin lebih besar dari Balikpapan. Balikpapan kan dulu gara-gara ada Mahakam, ada Total dan ditemukan gas akhirnyakotanya berkembang," kata dia.

Tak cuma itu, Rizal meyakini pembangunan pipa gas 600 kilometer yang diikuti pengolahan gas di Aru akan banyak menyedot tenaga kerja. Pasalnya, lapangan pekerjaan akan terbuka karena pengolahan gas itu.

Dari sisi local content-nya, pembangunan pipa gas dari Blok Masela ke Aru diyakini akan menghidupkan industri penyuplai pipa tersebut. Saat ini hak partisipasi Blok Masela dimiliki InpexMasela Ltd sebagai operator sebesar 65 persen dan sisanya dimiliki Shell Corporation sebesar 35 persen.

Pembangunan floating sendiri rencana akan digarap oleh Inpex dan Shell. Blok Masela juga disebut sebagai lapangan gas abadi lantaran cadangan gasnya mencapai 10,7 TCF. Bahkan, diperkirakan angka itu belum pasti karena potensi gasnya begitu besar.

Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) akan mengkaji ulang rencana pengembangan Lapangan Gas Abadi, Blok Masela, di Laut Arafuru, Maluku itu. Namun, diperkirakan kajian ulang itu akan membutuhkan cukup waktu. Saat ini, pemerintah pun belum memutuskan akan mengembangkan "Lapangan Gas Abadi" seperti apa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com