Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Sudirman Said, Ini Harapan Pengusaha Migas

Kompas.com - 19/10/2015, 10:28 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Tinggal menghitung hari bagi Sudirman Said untuk merayakan satu tahun kepemimpinannya di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang jatuh pada 27 Oktober mendatang.

Para pelaku industri terutama di sektor minyak dan gas bumi (migas) pun menilai kinerja Sudirman dalam tahun pertamanya di sektor yang diduga dipenuhi banyak mafia ini.

Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk (Medco), Lukman Mahmoedz mengatakan, kinerja Sudirman selama setahun ini sudah sangat positif.

Hal tersebut terlihat dari adanya kemauan dan kenginan yang kuat untuk menyelesaikan permasalahan di dunia migas.

"Bapak Sudirman mau menyelesaikan permasalahan dengan terjun langsung sampai detail, itu ciri khasnya. Jadi tidak sekadar di permukaan saja," ujar Lukman pada Kontan Jumat (16/10/2015).

Lukman mengisahkan, pihaknya pernah mendapati adanya suatu permasalahan keterlambatan dalam urusan perjanjian pembelian gas atau gas sales agreements (GSA).

Mantan Direktur Utama PT Pindad itu pun sampai harus mengurung pembeli, penjual, dan SKK Migas di satu tempat untuk membicarakan masalah tersebut hingga adanya kesepakatan.

"Seluruh pihak tidak boleh pulang sebelum ada kesepakatan. Cara begini memang diperlukan untuk menyelesaikan sumbatan-sumbatan tertentu," puji Lukman.

Menurut Lukman, hal positif lainnya dari kepemimpinan Sudirman di Kementerian ESDM adalah selalu mau mendengar dan berkomunikasi dengan cepat.

Di samping juga selalu menunjukkan azas transparansi dan berusaha menjaga kepentingan negara dengan memperhatikan iklim investasi.

Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) PT Ephindo sekaligus Board of Director Indonesia Petroleum Association (IPA), Sammy Hamzah mengatakan, Sudirman sudah berada pada arah yang benar dalam rangka reformasi tata kelola industri dan Kementerian ESDM.

Progresnya pun sudah cukup baik biarpun belum semua rekomendasi tim reformasi migas dapat dilakukan.

Selain itu, Sammy menilai Sudirman sudah cukup jeli dalam mengindentifikasi masalah-masalah yang dialami dalam industri migas sekaligus mampu memegang prinsip-prinsip tata kelola dan etika yang selama ini menjadi salah satu kelemahan utama dunia birokrasi di Indonesia.

"Salah satu kekuatan beliau juga dalam memilih skala prioritas masalah sehingga identifikasi dan definisi permasalahan sudah baik," tutur Sammy.

Biarpun begitu, kinerja Sudirman belum sempurna betul. Sammy menyebut masih ada sejumlah hal yang perlu diperbaiki karena penyelesaian solusi yang diberikan oleh Sudirman masih belum bisa memuaskan para pelaku industri migas.

"Kesan kami, solusi yang dipilih belum mencakup analisa implikasi yang komprehensif. Beliau memang terbuka untuk mendengar masukan dan kritik, tapi dalam memilih alternatif solusi acap kali tidak selalu tepat," tegas Sammy.

Untuk itu, Sammy menyarankan Sudirman untuk mau mendengarkan pihak-pihak yang benar dan tepat dan berkonsultasi lebih dahulu sebelum memutuskan solusi yang akan dipilih. (Febrina Ratna Iskana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Whats New
5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

Spend Smart
Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Whats New
[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

Whats New
Ketidakpastian Global Percepat Adopsi 'Blockchain'

Ketidakpastian Global Percepat Adopsi "Blockchain"

Whats New
XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

Whats New
Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Whats New
Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Whats New
Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Whats New
Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim 'Revamping' Pabrik Tertua

Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim "Revamping" Pabrik Tertua

Whats New
Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Whats New
Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Whats New
Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Whats New
Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com