Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Jokowi-JK, Pedagang Pasar Tradisional Masih Menanti Keberpihakan Pemerintah

Kompas.com - 20/10/2015, 10:58 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setahun Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla (JK), keberpihakan terhadap pasar tradisional masih ditunggu.

Ikatan Pedagang Pasar Tradisional Indonesia (IKAPPI) menyebutkan, perkembangan pesat ritel modern berbanding terbalik dengan nasib pasar tradisional.

"Tahun 2015 dapat saya katakan sebagai tahun yang sangat buruk bagi sejarah pasar tradisional, ada 200 Lebih pasar terbakar dalam setahun, Pasar Tradisional terus menurun jumlahnya, ritel modern berkembang secara pesat. Moratorium ritel dicabut atas nama percepatan investasi," ujar Ketua IKAPPI Abdullah Mansuri kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (20/10/2015).

Sebenarnya, kata dia, masalah yang hadapi pasar tradisonal dari tahun ke tahun nyaris sama.

Ada tiga permasalahan klasik yang dihadapi para pedagang di pasar tradisonal yakni penggusuran pasar dalam proses revitalisasi dan relokasi, kebakaran pasar, dan ekspansi ritel modern yang masif.

Menurut Abdullah, ketiga hal tersebut seringkali ditemukan mata rantai keterkaitannya.

Pembangunan ritel modern telah menyebabkan pasar direlokasi sementara pedagang tidak mau direlokasi karena lokasi baru tidak strategis.

Kemudian karena penolakan itu, aksi penggusuran dilakukan salah satu caranya kata dia, yakni dengan cara paksa yang halus yaitu dengan melakukan pembakaran pasar.

"IKAPPI sudah menyampaikan mengenai permasalahan ini ke semua pihak, terutama pemerintah daerah, tetapi kita terhadang satu hal. Tindakan yang diambil seringkali tidak sesuai dengan rekomendasi yang kami berikan," kata Abdullah.

Khusus terkait penggusuran paksa pedagang pasar tradisonal, Abdullah menyebutkan sudah ada 189 pasar tradisonal yang digusur sepanjang 2015.

Komitmen Presiden Jokowi berpihak kepada pasar tradisonal pun dipertanyakan. "Yang kami bingung presiden hanya bisa membuat jargon berpihak, tapi (para pedagang pasar tradisonal) sangat jauh dari sentuhan perlindungan," ucap dia.

Kementerian Perdagangan sendiri sempat mengatakan pada 2015 ini ada anggaran Kemendag sebesar Rp 307 miliar untuk 37 pasar dari dana tugas pembantuan, yang tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.

Selain itu ada pula ditambah alokasi dana Rp 690 miliar untuk 335 pasar dari dana alokasi khusus, totalnya mencapai Rp 997 miliar.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com