Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Anda Yakin Berinvestasi pada Properti?

Kompas.com - 23/10/2015, 08:00 WIB

                                      Oleh Ryan Filbert
                                         @RyanFilbert

KOMPAS.com - Bertepatan dengan buku kesembilan saya yang telah terbit berjudul “Bangun Kekayaan Investasi Properti”, ada beberapa pembaca menanyakan dan mengomentari pendapat saya yang dinilai tidak umum pada buku tersebut, yakni pertanyaan: “Siapa yang mengajarkan memiliki properti adalah investasi?”

Di tengah hiruk pikuk kehidupan ini, muncullah sebuah pernyataan untuk berinvestasi pada properti. Salah membeli sekalipun, harganya pasti akan naik.

Unsur "pemaaf" dalam properti sangat tinggi, tidak seperti saham. Jika membeli saham yang salah, maka lihat saja perusahaan tambang besar dengan harga Rp 8.000, kini menjadi Rp 50 per lembar.

Sebenarnya dalam satu kalimat singkat, penjelasan saya mengenai investasi properti adalah: “Tidak semua kegiatan memiliki properti adalah investasi uang.”

Ya, bisa jadi setiap tindakan kita adalah sebuah investasi. Saya hadir dalam sebuah rapat lebih awal, maka saya sedang berinvestasi waktu.

Saya kuliah pada sebuah jurusan, maka saya sedang berinvestasi pada pendidikan atau untuk otak saya.

Namun, konotasi bahwa berinvestasi pada properti berujung pada sebuah investasi keuntungan berupa uang justru bisa menjerumuskan kita.

Mengapa dapat dikatakan begitu? Sederhana saja, bila kita membeli properti berbentuk rumah dan kita tinggali rumah tersebut, kita mengeluarkan uang dan terus mengeluarkan uang untuknya: biaya pembelian rumah, renovasi rumah, mengisi rumah dengan perabotan, listrik, air, telepon, Pajak Bumi dan Bangunan, dan masih banyak lagi.

Apakah Anda untung dari segi keuangan? Saya rasa tidak.

Tapi saya setuju bahwa dengan memiliki rumah, kita memiliki sebuah aset dan ketenangan. Tapi jelas bukan selalu uang yang menjadi keuntungannya.

Kesan yang salah inilah justru yang menyebabkan semua orang berlomba-­lomba membeli properti apapun itu bentuknya mulai dari rumah, ruko, apartemen, hotel, tanah, bahkan hingga kuburan.

Pembelian tersebut dengan hanya satu pedoman: bila dibeli lebih awal maka harganya akan naik dan akan untung.

Inilah sebabnya mengapa harga properti menjadi suatu nilai yang tidak terjangkau dari hari ke hari. Mulai terjadi hal yang tidak rasional dari sebuah properti.

Bayangkan, sebuah rumah belum selesai dibangun, bahkan masih berbentuk gundukan tanah, sudah diperjualbelikan berkali­-kali.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham-saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com