"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan kredit ke sektor kemaritiman, terutama di sektor kelautan dan perikanan. Tahun depan kami perkirakan persentasenya akan naik menjadi sekitar 8 persen," ujarnya Kamis malam (12/11/2015).
Menurut Rivan, fasilitas pinjaman itu disalurkan utamanya ke sektor pendukung seperti halnya budidaya perikanan, pengolahan, hingga distribusi.
Selain itu, Bukopin juga mengalokasikan kredit untuk sektor ini bagi pembangunan infrastruktur seperti halnya pelabuhan dan transportasi.
"Kami mendukung langkah pemerintah untuk menyalurkan kredit ke sektor kemaritiman, karena memang sangat potensial. Kami juga akan tetap prudent," jelas Rivan.
Beberapa wilayah yang sejauh ini berkontribusi besar terhadap penyaluran kredit sektor perikanan dan kelautan Bukopin adalah di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
Dua wilayah ini memiliki rantai bisnis sektor perikanan dan kelautan yang cukup besar.
Sementara itu hingga akhir September 2015, total pembiayaan ke sektor perikanan dan kelautan yang digulirkan Bank Bukopin telah mencapai Rp2,99 triliun.
Dari jumlah tersebut, pembiayaan untuk sektor perikanan sampai dengan September 2015 mencapai Rp 62,3 miliar.
Terkait dengan penyaluran kredit ke sektor perikanan dan kelautan, hari ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar kegiatan JARING OJK di Malang, Jawa Timur.
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kick off program JARING yang igelar di Pantai Boddia, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan pada 11 Mei silam.
JARING merupakan program dukungan pembiayaan kemaritiman yang digulirkan oleh OJK dan Kementerian Kelautan & Perikanan bersama bank partner, termasuk Bank Bukopin.