Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Bakal Serukan Empat Poin Ini di KTT G-20

Kompas.com - 13/11/2015, 15:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 yang akan dihelat di Antalya, Turki, pada 15-16 November 2015 mendatang.

Dalam konferensi akbar tersebut, Indonesia akan membawa suara-suara dari negara-negara emerging market. Indonesia juga akan menyampaikan poin-poin yang menyangkut konteks Indonesia.

Pertama, Indonesia memandang target pertambahan pertumbuhan ekonomi dua persen global secara realitas sangat berat. Pertambahan pertumbuhan ekonomi dua persen merupakan hasil dari pertemuan G-20 di Australia, tahun lalu.

“Tambahan pertumbuhan ekonomi dua persen global sebenarnya tidak mudah. Kenapa? 2014 growth hanya 3,4 persen, dan tahun ini mungkin hanya 3,1 persen. Jadi untuk menambah dua persen, katakanlah menjadi 4-5 persen memang agak berat,” jelas Bambang, di kantornya, Jumat (13/11/2015).

Meski demikian, Bambang menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen mendorong pertambahan pertumbuhan ekonomi global dua persen tersebut.

Terkait dengan mendorong pertumbuhan ekonomi ini, Bambang mengatakan, Indonesia akan menyuarakan pentingnya pembiayaan infrastruktur.

Bambang bilang, Indonesia akan mengajak semua negara menyadari bahwa salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan dan menjaga pemerataan ekonomi adalah melalui pembangunan infrastruktur.

Munculnya lembaga pembiayaan multilateral seperti AIIB, BRICS Bank, dan IDB diharapkan mampu menjembatani jurang antara kebutuhan pembiayaan infrastruktur dan kemampuan belanja, khususnya di emerging market.

Adapun poin kedua yang akan disampaikan dalam konferensi tersebut yakni Indonesia akan mendorong reformasi Dana Moneter Internasional (IMF) yang lebih peduli terhadap negara-negara emerging market dan negara-negara berkembang.

Bambang melanjutkan, poin ketiga yang akan disuarakan yaitu terkait kebijakan moneter dan stabilitas makro-ekonomi global.

“Indonesia menginginkan kepada siapa pun, tidak terbatas pada Amerika Serikat ataupun Federal Reserve, siapa pun yang membuat kebijakan moneter agar memperhatikan dampaknya secara global," kata dia.

"Kita mengakui dan menghargai pentingnya kebijakan moneter. Tapi, kita mohon kebijakan itu juga memperhatikan dampaknya karena dampaknya bukan sekadar finansial, tapi juga ke ekonomi, politik, dan sosial,” tambah Bambang.

Terakhir, ucap dia, Indonesia akan menjadi satu dari beberapa negara yang mengadopsi lebih awal kesepakatan Automatic Exchange of Information pada September 2017 mendatang. Kesepakatan ini sedianya mulai berlaku 2018 setelah terjadi kesepahaman antara negara-negara di kelompok G-20 dan OECD terkait perlakuan pajak internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com