Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: Jika Indonesia Ikut TPP, Barangnya yang Mau Dijual Itu Apa?

Kompas.com - 24/11/2015, 12:53 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance, Enny Sri Hartati tetap berpendapat keikutsertaan Indonesia dalam Pakta Perdagangan Trans-Pasifik (Trans Pacific-Partnership/TPP) tidak menguntungkan.

“Sebenarnya TPP itu konsepnya, kalau hambatan itu dihilangkan pasti, ibarat selokan, air mengalir itu makin lancar. Itu iya. Tapi, dengan catatan ada airnya,” kata Enny kepada Kompas.com, Jakarta, Selasa (24/11/2015).

Enny mengatakan, memang benar bahwa dengan ikut serta dalam TPP, pasar ekspor Indonesia makin terbuka luas. Namun, yang menjadi persoalan saat ini bagaimana kesiapan Indonesia untuk memanfaatkan peluang tersebut.

“Itu memang betul tugasnya Kemendag, menghilangkan berbagai macam hambatan perdagangan. Tapi pertanyaannya barangnya yang mau dijual apa?,” lanjut Enny.

Menurut Enny, saat ini komoditas yang paling siap untuk diperdagangkan adalah agro-industri, termasuk di dalamnya perkebunan dan perikanan. Yang lainnya, masih perlu koordinasi antar-sektor.

“Jadi, ketika peluang itu sudah dibuka, kita berhitung kekutan kita di mana. Apakah kita punya barang yang lebih banyak nilai kompetitifnya, atau daya saingnya, atau daya saing kita rendah? Sehingga, karena kebebasan itu kita justru lebih banyak menerima (impor) daripada menjual (ekspor),” pungkas Enny.

Terpisah, Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong mengakui paling cepat Indonesia bisa ikutserta TPP pada 2019. Saat ini, pemerintah masih mengkaji draft TPP setebal 6.000 halaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com