Indonesia, menurut Rizal menjadi zona nyaman bagi para pelaku usaha lokal. Ekonomi Indonesia dinilai sedang meningkat, sehingga para pelaku usaha di Indonesia jadi merasa puas hanya dengan pasar domestik.
Rizal mengistilahkan pelaku usaha di Indonesia dengan jago kandang. Hal ini akhirnya mengakibatkan rendahnya pemasukan dari eksport.
"Angka export to GDP menjadi paling rendah. Hanya 24 persen sedangkan Malaysia dan Philipina bisa 60 sampai 70 persen," tutur Rizal.
Hal tersebut dinilai tidak menguntungkan. Menurut dia, MEA harusnya dijadikan kesempatan untuk memacu para pengusaha untuk berani mengekspor produknya.
"Kita harus ofensif. Tapi faktanya malah defensif. Buktinya kalau pasar dalam negeri diotak-atik baru ramai," ucap Rizal.
Padahal, menurut Rizal, membuka bisnis di luar tidak ada ruginya. Dia mencontohkan, ekonomi negara lain di ASEAN pertumbuhannya cukup tinggi.
"Negara lain pertumbuhannya bisa sampai 5 persen. Region kita (ASEAN) juga meningkat. Jadi jangan terlalu nyaman dengan comfort zone," kata dia.