Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meramal Peluang Penguatan Rupiah di 2016

Kompas.com - 10/12/2015, 13:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Meski pengujung tahun sudah di depan mata, belum ada sinyal pergerakan rupiah akan membaik.

Memandang rupiah di tahun 2016 mendatang, ada beragam faktor yang akan membayangi pergerakan mata uang Garuda.

Hanya saja, arah kebijakan moneter The Fed masih dikhawatirkan membayangi pergerakan rupiah.

Kenaikan ataupun penundaan suku bunga The Fed pada FOMC 15 – 16 Desember 2015 nanti tetap akan berujung pada peluang kenaikan serupa di tahun 2016.

"Itu perlu dicermati dan masih akan mendominasi arah kekuatan rupiah dari sisi eksternal," tutur Helmi Arman, Ekonom Citibank Indonesia.

Memang, hingga kini pergerakan rupiah masih di bawah pengaruh penantian pasar menyusul kian dekatnya pertemuan FOMC.

Hingga Kamis (10/12/2015) pukul 11.30 WIB posisi rupiah di pasar spot terangkat 0,44 persen ke level Rp 13.954 per dollar AS setelah sehari sebelumnya ditutup menembus Rp 14.016 per dollar AS.

Adapun mengacu pada kurs tengah Bank Indonesia, valuasi rupiah justru merosot 0,72 persen ke level Rp 13.954 per dollar AS setelah sebelumnya libur menyambut perhelatan pilkada.

"Selain faktor The Fed, tidak bisa disingkirkan pengaruh devaluasi yuan juga membayangi," tutur Helmi.

Meski telah tercatat sebagai SDR pada awal pekan lalu, People's Bank of China (PBOC) masih berupaya menggenjot perekonomian domestiknya. Salah satunya dengan devaluasi mata uang yuan.

Langkah teranyar PBOC adalah kembali menurunkan nilai tengah yuan sebesar 0,1 persen sehingga bertengger di level 6,4140 yuan per dollar AS di Rabu (9/12/2015).

Valuasi yuan ini menembus level terendahnya sejak 2011 silam. Jelas ini bukan langkah kebijakan moneter longgar China yang terakhir.

Masih akan ada rentetan lanjutannya di tahun 2016. Hal tersebut juga akan memberikan imbas pada pergerakan rupiah tahun 2016.

Beralih ke sisi internal, ada peluang daya dongkrak yang berasal dari sentimen domestik. Pertama, minat pembiayaan dan investasi dari investor asing masih akan tinggi. Melihat dari beragam stimulus yang sudah dijabarkan pada paket kebijakan ekonomi pemerintah.

Upaya tersebut akan menggenjot daya tarik investor di pasar Indonesia. Tentunya jika pembiayaan luar negeri terus mengalir masuk, efeknya akan positif terhadap pergerakan rupiah. "Minat itu masih akan besar terutama dari Tiongkok," duga Helmi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com