Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa kondisi itu tak mengkhawatirkan.
"Rupiah tidak mengkhawatirkan itu dampak dari kondisi luar negeri, khususnya karena AS akan menaikan Fed Rate," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta Pusat, Senin (14/12/2015).
Menurut Agus, tekanan kepada rupiah tak akan berlangsung lama alias hanya sementara saja.
Agus sendiri mengatakan bahwa suku bunga AS akan naik secara bertahap dari 0,25 persen tahun ini dan 1,25 pada akhir 2016 nanti.
BI ucap Agus akan tetap berada di pasar menjaga pergerakan rupiah.
Sebelumya, Research and Analyst Divisi Treasuri BNI Trian Fatria mengatakan, pelemahan rupiah terus terjadi karena pelaku pasar berharapThe Fed bakal mengerek suku bunga pada akhir tahun ini.
Terlebih lagi, di dalam negeri, kebutuhan dollar AS meningkat jelang akhir tahun untuk membayar utang. Trian menduga, awal pekan ini, rupiah masih akan ada di area negatif. "Masih akan didominasi sentimen FOMC," tuturnya seperti dikutip Kontan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.