“Permasalahan pertumbuhan ekonomi Maluku yang melambat ini karena dipengaruhi pelambatan ekonomi nasional,” kata Antonius.
Selain itu kata Antonius pelambatan ekonomi Maluku juga dipicu oleh menurunnya ekspor perikanan Maluku akibat diberlakukannya moratorium oleh Kementrian Perikanan.
Ditambah, menurunnya harga komoditas dunia serta menurunnya permintaan dari Negara China yang selama ini menjadi Negara tujuan ekspor.
”Eskpor perikanan Maluku menurun karena adanya moratorium.Kita tahu bersama bahwa salah satu ekspor terbesar di Maluku yakni dari sektor perikaan,” ungkapnya.
Dia menerangkan di tahun 2014, tingkat pertumbuhan ekonomi Maluku mencapai 6,7 persen atau diatas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional. Namun ditahun 2015 pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan hingga 5,27 persen. “Untuk triulan 3 di tahun 2015 ini tingkat pertumbuhan ekonomi Maluku sebesar 5,23 persen dan pertumbuhan ini tentu masih sangat baik jika dibandingkan dengan daerah lain yang hanya 4 persen, kita diatas 5 persen,”ungkapnya. Terkait pelambatan pertumbuhan ekonomi tersebut, dia mengatakan kedepan pemerintah provinsi Maluku akan Mendorong perepatan pembangunan infrastruktur dan perbaikan kualitas SDM serta produktifitas tenaga kerja. “Peningkatan daya saing industry melalui peningkatan produksi bernili tambah dan menciptakan pusat-pusat pertumnuhan ekonomi baru akan terus ditingkatkan kedepan,”katanya. Diatmbahkan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui UMKM dan KUR serta menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kepastian hukum kedepan akan lebih diperhatikan untuk menarik minat investasi menanamkan modalnya di Maluku. “Karena tanpa investasi pertumbuhan Maluku akan ikut melambat, jadi untuk itu tata kelola agraria untuk menjamin kepastian hukum bagi pemilik lahan dan kemudahan pelayanan perizinin (PTSP) akan dimudahkan kedepan,”ungkapnya. (KTR)