Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beras, Rokok, dan Cabai Picu Kemiskinan di Bengkulu

Kompas.com - 04/01/2016, 18:46 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Bengkulu mengungkapkan terdapat beberapa komoditas yang memberi sumbangan kemiskinan di daerah itu. Di antaranya beras, rokok kretek dan filter, serta cabai merah.

Pada September 2015 jumlah penduduk miskin di Bengkulu mencapai 3.228.3000 orang atau 17, 16 persen, bertambah sebanyak 633.000 orang dibandingkan penduduk miskin pada September 2014 yang besarannya hanya 3.165.000 ribu orang atau 17,09 persen.

Sepanjang lima tahun jumlah penduduk miskin di Bengkulu selalu di atas 300.000  orang atau berada di angka 17 persen. Jumlah penduduk ini sempat menyentuh angka 18,34 persen pada Maret 2013. Jumlah ini sangat jauh di bawah angka kemiskinan nasional 11 persen. "Dari beberapa survei komoditas pemicu kemiskinan ternyata, beras, rokok, dan cabai merah di urutan teratas," kata Kepala Bidang Statistik Sosial, BPS, Provinsi Bengkulu, Timbul Silitonga, Senin (4/1/2016).

Komoditas beras di daerah perkotaan menyumbang garis kemiskinan beserta kontribusinya dalam persentase mencapai 16,58 persen, di perdesaan 32,67 persen. Sementara, rokok kretek dan filter di urutan kedua dengan persentase di perkotaan menyumbang kemiskinan mencapai 10,67, sedangkan di perdesaan 7,78 persen.

Sementara itui,  cabai merah di perkotaan menyumbang kemiskinan mencapai 5,02 persen dan perdesaan 5,44 persen. Menyusul, daging ayam ras, telur ayam ras, mie instan, ikan mujahir, kue basah, tempe dan roti.

Selanjutnya, sektor penyumbang kemiskinan dari kelompok bukan makanan meliputi perumahan 7,34 persen, bensin, listrik, pendidikan dan angkutan termasuk kayu bakar.

Dari data ini, Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dody Herlando, menekankan agar pemerintah daerah setempat dapat meningkatkan pertanian terutama sektor padi. "Beras ini memicu kemiskinan cukup tinggi, untuk itu data ini dapat digunakan Pemda untuk mengentaskan kemiskinan, dengan menggenjot lagi hasil padi, termasuk memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam cabai," ujarnya.

Sementara, terkait tingginya kontribusi rokok, ia berharap dinas kesehatan dapat melakukan penyuluhan antirokok lebih giat lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com