Inflasi di Jateng Rendah karena Terapkan Sistem SiHaTi

Karena itu, selama tahun 2015, angka inflasi di Jawa Tengah (Jateng) bisa terkendali. Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng, Ananda Pulungan, di Semarang, mengungkapkan, melalui aplikasi SiHaTi, pemantauan harga kebutuhan pokok menjadi lebih mudah.

Pemanfaatan peralatan teknologi itu juga memberi andil dalam menjaga komoditas pangan strategis.

"Selama tahun 2015, inflasi Jawa Tengah sangat terkendali, salah satunya berkat SiHaTi," kata Pulungan, Rabu (6/1/2015).

Bank Indonesia (BI) mencatat, inflasi sepanjang tahun 2015 sebesar 2,73 persen dari setahun sebelumnya (year on year atauYOY). Angka itu lebih rendah ketimbang inflasi nasional sebesar 3,35 persen (YOY). Angka inflasi di Jateng juga jauh berbeda ketimbang tahun sebelumnya.

Dari catatan BI, inflasi pada 2014 sebesar 8,22 persen (YOY), serta inflasi dalam kurun waktu selama tujuh tahun terakhir rata-rata sebesar 6,44 persen (YOY).

Pulungan melanjutkan, rendahnya tingkat inflasi dilatarbelakangi banyak hal. BI meyakini, langkah pemerintah daerah yang mencukupi pasokan dan harga pangan menjadi kunci utama.

"Harga bahan bakar minyak dan elpiji yang tidak naik secara signifikan mendorong rendahnya inflasi. Itu salah satu faktornya," kata Pulungan.

Kendati angka inflasi rendah pada tahun 2015, BI Jateng menargetkan angka inflasi pada tahun 2016 akan naik ke kisaran 4,1 persen.