Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Butuh Rp 1.600 Triliun Kembangkan Energi Baru Terbarukan

Kompas.com - 03/02/2016, 13:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Selama sepuluh tahun ke depan, kebutuhan investasi untuk pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) mencapai Rp 1.600 triliun.

Dengan terbatasnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), maka dibutuhkan dukungan dari investasi swasta, lembaga keuangan bank (LKB), dan lembaga keuangan non-bank (LKNB).

Demikian disampaikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said dalam penandatangan nota kesepahaman dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di Jakarta, Rabu (3/2/2016).

Penandatangan MoU dilakukan oleh Sudirman Said, dan Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad. Sudirman menyebutkan, penandatanganan MoU ini menjadi inisiatif yang dapat mendukung tercapainya target pemanfaatan EBT. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, hingga 2025 pemanfaatan EBT minimum sebesar 23 persen.

“Di antara seluruh aspek yang perlu diperkuat adalah keuangan. OJK memfasilitai proses investasi dari Lembaga Keuangan Non-Bank untuk menjadi komunitas investor baru,” kata Sudirman.

Dia lebih lanjut mengatakan, selama ini pengembangan EBT didukung atau didanai oleh investor swasta. Dengan masuknya LKNB yang fokus pada infrastruktur jangka panjang seperti Dana Pensiun, dan lembaga asuransi, maka hal tersebut akan mempercepat pengembangan EBT.

“Untuk 10 tahun yang akan datang, kita butuhkan Rp 1.600 triliun. Dan itu akan bertahap, karena nanti akan dilihat bagaimana perkembangan di lapangan, dan kesempatannya akan sangat besar,” kata Sudirman.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad mengatakan, untuk tahap awal, ekuitas yang sudah menjadi komitmen untuk pengembangan EBT sebesar Rp 1 triliun. Angka ini diharapkan merangkak naik menjadi Rp 3 triliun di tahun ini.

“Tentu saja ini langkah awal yang kita harapkan nanti bisa terus berkesinambungan,karena saya meyakini teman-teman pun cukup percaya diri, terutama teman-teman di industri keuangan,” kata Muliaman.

Muliaman mengakui, selama ini industri keuangan memberikan pendanaan ke sektor yang mudah digarap seperti perdagangan dan hotel. Hal tersebut, kata dia, dikarenakan kurangnya pengetahuan di sektor energi.

“Sekarang kita dorong ke sektor yang lebih produktif, tidak hanya LKB, tapi juga LKNB. Tetapi ini memerlukan pengembangan SDM di industri keuangannya juga. Agar mereka paham mengenai ini, bahwa ini penuh dengan kesempatan,” kata Muliaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

BRI Bakal Ambil Langkah Hukum soal Konten Ajakan Tarik Uang dari Bank

Whats New
Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Soal Uang Hilang di Tabungan, Ekonom Sebut Perbankan Punya Pengawasan Ketat

Whats New
PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

PetroChina Dinilai Konsisten Tingkatkan Kompetensi Perajin Batik dan Dorong Literasi di Jambi

Whats New
Wamen BUMN: Emas Bukan Aset 'Sunset'

Wamen BUMN: Emas Bukan Aset "Sunset"

Whats New
Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Peleburan 7 BUMN Karya Ditargetkan Rampung September 2024

Whats New
Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Relaksasi Harga Gula Akan Berakhir, Pengusaha Ritel Berharap Stok Terjamin

Whats New
Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Komitmen Dorong Inklusi Keuangan, Bank Mandiri Perkuat Peran Mandiri Agen

Whats New
Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com