Iran menyatakan akan tetap meningkatkan produksi minyak sampai mencapai tingkat produksi sebelum sanksi ekonomi dijatuhkan kepada negara tersebut.
"Meminta Iran untuk menahan produksi minyak merupakan gagasan yang tidak logis. Ketika Iran berada di bawah sanksi (embargo), beberapa negara meningkatkan output sehingga menyebabkan jatuhnya harga minyak," kata Mehdi Asali, wakil Iran di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Iran baru saja kembali mengekspor minyak setelah sanksi ekonomi dihapuskan.
Sementara itu, persetujuan penahanan produksi minyak oleh keempat produsen minyak terbesar dunia tersebut merupakan kesepakatan yang pertama dalam 15 tahun terakhir.
Persetujuan ini bertujuan untuk mengembalikan harga minyak yang telah jatuh 70 persen dari harga puncaknya sebesar 116 dollar AS per barel pada Juni 2014.
Saat ini harga minyak hanya 28 dollar AS per barrel.
Kondisi ini disebabkan membanjirnya pasokan minyak, ditambah dengan perlambatan ekonomi global.
"Keputusan untuk menahan produksi minyak hanya akan memberi sedikit perbedaan pada keseimbangan permintaan dan penawaran secara keseluruhan dan tidak akan cukup untuk menangani surplus 600.000 barrel per hari yang diproyeksikan tahun ini," kata analis energi internasional FGE, Rabu (17/2/2016).
Sebelum terkena embargo ekonomi pada tahun 2012, produksi minyak Iran mencapai 4,4 juta barel per hari. Sementara itu, pada pertengahan Januari 2016, produksi minyak Iran baru sebesar 2,8 juta barrel per hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.