Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Anggap Penahanan Produksi Minyak Tak Logis

Kompas.com - 17/02/2016, 19:48 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber BBC.com
TEHERAN, KOMPAS.com - Iran menganggap kesepakatan menahan produksi minyak oleh Arab Saudi dan Rusia serta disepakati oleh Venezuela dan Qatar sebagai hal yang tidak logis.

Iran menyatakan akan tetap meningkatkan produksi minyak sampai mencapai tingkat produksi sebelum sanksi ekonomi dijatuhkan kepada negara tersebut.

"Meminta Iran untuk menahan produksi minyak merupakan gagasan yang tidak logis. Ketika Iran berada di bawah sanksi (embargo), beberapa negara meningkatkan output sehingga menyebabkan jatuhnya harga minyak," kata Mehdi Asali, wakil Iran di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Iran baru saja kembali mengekspor minyak setelah sanksi ekonomi dihapuskan.

Sementara itu, persetujuan penahanan produksi minyak oleh keempat produsen minyak terbesar dunia tersebut merupakan kesepakatan  yang pertama dalam 15 tahun terakhir.

Persetujuan ini bertujuan untuk mengembalikan harga minyak yang telah jatuh 70 persen dari harga puncaknya sebesar 116 dollar AS per barel pada Juni 2014.

Saat ini harga minyak hanya 28 dollar AS per barrel.

Kondisi ini disebabkan membanjirnya pasokan minyak, ditambah dengan perlambatan ekonomi global.

"Keputusan untuk menahan produksi minyak hanya akan memberi sedikit perbedaan pada keseimbangan permintaan dan penawaran secara keseluruhan dan tidak akan cukup untuk menangani surplus 600.000 barrel per hari yang diproyeksikan tahun ini," kata analis energi internasional FGE, Rabu (17/2/2016).

Sebelum terkena embargo ekonomi pada tahun 2012, produksi minyak Iran mencapai 4,4 juta barel per hari. Sementara itu, pada pertengahan Januari 2016, produksi minyak Iran baru sebesar 2,8 juta barrel per hari. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com