Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhir 2015, Laba Bersih Semen Gresik Turun 18,7 Persen

Kompas.com - 23/02/2016, 11:29 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Laba bersih BUMN semen, PT Semen Indonesia Tbk sepanjang 2015 mengalami penurunan sebesar 18,7 persen.

Dalam laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan hari ini, Selasa (23/2/2016) perseroan pada akhir 2015 mencatatkan laba bersih sebesar Rp 4,52 triliun. Jumlah itu lebih rendah dari tahun sebelumnya Rp 5,56 triliun.

Pendapatan perseroan sepanjang 2015 relatif stagnan di Rp 26,95 triliun dari akhir 2014 sebesar Rp 26,99 triliun. Di sisi lain, beban pokok pendapatan naik sebesar 5,8 persen dari Rp 15,4 triliun menjadi Rp 16,3 triliun.

Kondisi perekonomian nasional yang masih lesu menjadi salah satu penyebab melemahnya kinerja perseroan sepanjang tahun lalu.

Sebelumnya pada akhir kuartal III-2015, laba bersih perseroan turun 21,6 persen.

Direktur Utama Semen Indonesia, Suparni sebelumnya menyatakan, faktor lain yang juga menyebabkan penurunan kinerja adalah kenaikan tarif listrik, kenaikan harga distribusi serta fluktuasi nilai tukar.

Ke depan, emiten berkode SMGR ini akan terus menggenjot ekspor semen pada tahun 2017 mendatang.

Rencana ekspor ini seiring dengan rampungnya dua pabrik semen, yakni Indarung VI di Sumatera Barat dan di Rembang, Jawa Tengah pada kuartal III tahun 2016 mendatang.

Masing-masing pabrik baru memiliki kapasitas 3 juta ton. Dua pabrik tersebut akan memberikan tambahan kapasitas mencapai 6 juta ton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com