Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Efisiensi, Bank Mandiri "Pede" Bakal Dapat Insentif dari OJK

Kompas.com - 24/02/2016, 08:19 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin yakin perseroan akan memperoleh insentif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait efisiensi perbankan.

Pasalnya, marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) dan biaya dana (cost of fund) di Bank Mandiri diklaim sebagai yang terendah dari 10 bank terbesar di Indonesia.

Budi optimistis regulator akan memberikan insentif lantaran efisiensi Bank Mandiri dapat terbukti. "Operating efficiency kami termasuk yang paling rendah, jadi kesempatan untuk dapat insentif ada," kata Budi kepada wartawan di Jakarta, Selasa (23/2/2016).

Budi menjelaskan, NIM adalah bunga kredit dikurangi bunga dana. Agar angka NIM tetap terjaga, imbuhnya, maka bunga dana harus dijaga serendah mungkin.

Adapun bunga kredit pun sedapat mungkin dijaga di level optimal NIM. Berdasarkan data yang dirilis Bank Mandiri, NIM perseroan hanya untuk perbankan mencapai 5,9 persen pada 2015, sama seperti tahun sebelumnya.

Sementara bank dengan NIM terbesar adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang mencapai 8,1 persen pada 2015 dan 8,5 persen pada 2014.

NIM PT Bank Central Asia Tbk mencapai 6,6 persen pada 2015 dan 6,5 persen pada tahun sebelumnya.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatat NIM 6,4 persen pada 2015 dan 6,2 persen pada 2014.

Insentif

OJK tengah menyiapkan aturan mengenai pemberian insentif bagi perbankan yang dapat meningkatkan efisiensi dengan menurunkan NIM.

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menyatakan, insentif tersebut akan tertuang dalam Peraturan OJK (POJK).

Menurut dia, insentif yang akan didapat bank berupa berbagai macam kemudahan. Misal kemudahan mendirikan atau membuka kantor dan sebagainya.

"Pada waktunya nanti akan kami ekspos. Dalam 3 sampai 4 minggu ini sedang kita siapkan, mudah-mudahan bulan depan aturannya sudah keluar," ujar Muliaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com