Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudirman Said: Melistriki Desa Tertinggal Butuh Pendekatan Khusus

Kompas.com - 29/02/2016, 05:59 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan, melistriki desa-desa tertinggal yang letaknya jauh dan tersebar di pelosok-pelosok negeri membutuhkan pendekatan khusus.

"Desa-desa ini umumnya sulit dijangkau moda transportasi biasa, karena menantang dari sisi geografis dan prasarana transportasinya belum memadai," kata Sudirman, di Jakarta, Minggu (28/2/2016).

Di sisi lain, populasi penduduknya rata-rata sedikit dengan tingkat kepadatan yang rendah.

Sudirman menuturkan, sebagai implikasinya membangun jaringan PLN menjadi sangat mahal dan membuat hitung-hitungan ekonomi PLN menjadi rugi.

Tak ayal jika hingga saat ini masih ada 12.659 desa tertinggal yang belum memperoleh akses listrik dari jaringan PLN. Parahnya lagi dari jumlah tersebut sebanyak 2.519 desa belum teraliri listrik sama sekali.

"Pemerintah perlu memberikan perhatian khusus kepada masyarakat di desa-desa tertinggal ini supaya mereka dapat segera terlayani listrik. Tanpa kebijakan dan aksi berpihak, desa-desa tersebut mustahil bisa mengakses listrik sesuai target yang dicanangkan," jelas Sudirman.

Atas dasar itu, pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM meluncurkan Program Indonesia Terang (PIT).

Sudirman menuturkan, dalam program ini keterlibatan berbagai pemangku kepentingan sangat penting.

Sebab, melistriki 2.519 desa gelap gulita tidak bisa dilakukan hanya dengan mengandalkan APBN dan pemerintah pusat. 

Program Indonesia Terang sendiri menargetkan sebanyak 10.300 desa sudah mendapatkan akses listrik yang layak pada akhir 2019.

"Kebijakan pengembangan listrik lokal (off-grid) menawarkan kesempatan luas bagi swasta untuk berpartisipasi dalam PIT, bekerja sama dengan pemerintah pusat maupun daerah, dengan BUMN, BUMD, hingga BUMDes," ucap Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com