"Masalahnya, di samping tingkat kunjungannya (naik), orang yang dulu takut berobat dan sekarang berobat itu adalah yang terlanjur parah. Sehingga ada dua hal yang kita hadapi. Ada kunjungan yang meningkat berlimpah-limpah karena pada waktu lalu tidak dapat kesempatan (tidak mampu berobat). Kedua, yang berobat memang yang sudah kronis," kata Donald di Jakarta, Sabtu (19/3/2016).
Donald mengatakan, ada beberapa penyakit kronis di antaranya diabetes melitus, kanker, gagal ginjal, thalasemia, dan stroke.
Kunjungan peserta BPJS Kesehatan dengan penyakit kronis tersebut tercatat hanya 7 persen dari total kunjungan.
"Tetapi biaya yang dihabiskan sampai 35 persen (dari klaim). Jadi, itu memang menggambarkan kita punya persoalan di penyakit kronis, yang pada waktu lalu secara jujur kita katakan upaya pencegahannya belum efektif," jelas Donald.
Lebih lanjut dia mengatakan, tentu saja harus ada upaya untuk menyeimbangkan sisi demand dan supply agar pelayanan BPJS Kesehatan berkesinambungan.
Sebetulnya, dia bilang, ada tiga upaya yang bisa dilakukan.
"Pertama, mengurangi manfaat. Tapi ini tidak mungkin dilakukan. Kedua adalah dana talangan dari pemerintah. Itu sudah dilakukan, meskipun dengan segala keterbatasan. Ketiga, penyesuaian iuran," pungkas Donald.