Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segera Cari Solusi Masalah Gula!

Kompas.com - 04/04/2016, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi dan produsen tebu dan gula nasional menyatakan perlu untuk segera mencari solusi terkait permasalahan yang dialami industri gula nasional. Pasalnya, hal ini menyangkut kesejahteraan petani tebu dan keberlangsungan produksi.

Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia B Didik Prasetyo menyatakan, pada tahun 2013 lalu terjadi masalah yang serius dalam industri gula. Selain harga gula yang tidak terlalu bagus, luas area perkebunan tebu juga semakin menurun.

"Perlu dicari formula terbaik bagi petani dan untuk mendorong petani untuk memperluas area tebu. Perlu dicari supaya petani mau menanam tebu dengan penghasilan yang bisa diprediksi sehingga bisa paham saat ditebang sudah memperoleh berapa," ujar Didik saat peresmian kantor baru AGI, Senin (4/4/2016).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Asosiasi Gula Indonesia (AGI) Agus Pakpahan menjelaskan, pihaknya mengidentifikasi beberapa masalah pergulaan yang saat ini perlu mendapatkan perhatian.

Pertama, rendahnya produktivitas. "Ini terutama rendemen yang mengakibatkan pendapatan petani tebu menurun," jelasnya.

Masalah kedua adalah lahan untuk tanaman tebu yang semakin menurun. Menurut Agus, penyebabnya adalah baik karena menurunnya minat petani maupun konversi ke usaha komoditas lain. Selain itu, potensi hilirisasi belum tergarap secara serius.

Pilihan teknologi pengolahan gula pun masih bersifat tradisional. "Terkait kebijakan, kebijakan tata niaga gula dan pendanaan dan perpajakan dengan adanya PPn Jasa Giling juga menjadi masalah," terang Agus.

Kompas TV Gerak Harga Komoditas Masih Labil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com