Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Didukung Rizal Ramli untuk Lawan Mafia Pencuri Ikan

Kompas.com - 05/04/2016, 14:14 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (MKP) Susi Pudjiastuti mendapatkan dukungan dari koleganya di pemerintahan untuk terus menerbitkan aksi penangkapan ikan secara ilegal, yakni Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli.

Rizal Ramli usai menyaksikan penenggelaman 23 kapal ikan asing, menyampaikan kesannya terhadap proses pemusnahan kapal pencuri ikan.

"Saya baru pertama ini melihat proses peledakkan kapal. Sampai sekarang, total ada 174," kata Rizal di Jakarta, Selasa (5/4/2016).

Dia menuturkan, langkah yang diambil menteri asal Pangandaran itu memang kontroversial. Tapi manfaatnya sangat jelas.

"Sebelumnya banyak sekali kapal asing dibekingin oleh orang-orang kuat Indonesia, nyolong ikan kita dan merugikan negara banyak sekali puluhan miliar dollar. Tapi setelah Bu Susi jadi menteri, dia dengan ketetapan hati, tidak peduli bekingnya siapa, dia tangkap dan tenggelamkan dengan bantuan dari TNI AL, Polri dan Kejaksaan," tutur Rizal.

Setidaknya ada dua dampak yang bisa dilihat dari proses pemberantasan aksi illegal fishing. Pertama, tangkapan ikan nelayan tradisional lebih banyak dibandingkan 1-1,5 tahun yang lalu.

"Saya di Sibolga sekitar 3 bulan yang lalu, biasanya nelayan tradisional di situ hanya menangkap 200 ton per hari. Saya kunjungi lagi nangkap 400 ton per hari. Dan itu terjadi di mana-mana. Memang di Jawa dampaknya tidak sebesar di Indonesia Timur dan Sumatera," kata Rizal.

Kedua, lanjutnya, negara-negara tetangga yang selama ini memiliki industri perikanan di mana sebagian bahan bakunya merupakan ikan curian dari Indonesia, sekarang hampir semua mengalami kesulitan.

"Tapi dari segi yang lain, ini adalah momentum yang diciptakan Ibu Susi untuk membangun industri perikanan Indonesia. Karena selama ini tangkap, curi, bawa keluar. Sama dengan pengelolaan SDA lainnya sedot, ekspor," ucap Rizal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com