Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kapal Patroli KPLP Terlampau Mahal

Kompas.com - 10/05/2016, 10:44 WIB

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Solidaritas Pelaut Indonesia meminta pemerintah mempertimbangkan kembali pembangunan 30 kapal patroli yang direncanakan Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan.

Alasannya, harga Rp 7,5 triliun untuk 30 kapal dinilai terlampau tinggi.

“Kami harap pemerintah meninjau ulang pengadaan ini. Sebab, kapal patroli paling besar 200 ton dan harganya paling mahal Rp 60-70 miliar per unit. Apalagi kapal patroli juga senjatanya biasa saja,” tutur Ketua Solidaritas Pelaut Indonesia (SPI) Pius Ladja Pera di Jakarta, Senin (9/5).

Direktorat KPLP Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan rencananya membangun 30 kapal patroli kelas I untuk meningkatkan penjagaan laut dan pantai.

Untuk membangun 30 kapal patroli ini, pemerintah menganggarkan dana Rp 7,5 triliun atau Rp 250 miliar per kapal dengan masa pengerjaan selama tiga tahun.

Saat ini, pengadaan sudah memasuki tahap kualifikasi lelang. Diharapkan, kapal bisa dioperasikan dalam tiga tahun.

Menurut Direktur KPLP Karolus, saat ini Indonesia baru memiliki tujuh kapal patroli kelas I.

Selain itu, masih ada 14 kapal patroli kelas II dan 40 kapal patroli kelas III.

Sebanyak 400 unit kapal KPLP kelas patroli IV dan V juga akan diganti dari yang sebelumnya berbahan fiber menjadi rigid inflatable boat. 

Kapal patroli kelas I yang diperlukan harus memiliki kemampuan manuver dan kecepatan tinggi.

Dengan demikian, kapal ini mampu mencegah pencurian, penyelundupan, bahkan kecelakaan laut.

Rencananya, ke-30 kapal ini akan ditempatkan di lima pangkalan utama, yaitu di Tanjung Priok, Tanjung Perak, Bitung, Tual, dan Tanjung Uban.

Pius menambahkan, pembangunan kapal patroli tentu akan bermanfaat untuk pengamanan wilayah perairan.

Namun, dengan anggaran yang ada, bisa dibangun sekitar 100 kapal patroli, bukan hanya 30. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Resmikan The Gade Tower, Wamen BUMN: Jadi Simbol Modernisasi Pegadaian

Whats New
Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Kemenperin Kasih Bocoran soal Aturan Impor Ban

Whats New
Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Pengusaha Ritel: Pembatasan Pembelian Gula Bukan karena Stok Kosong

Whats New
Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Luhut Minta Penyelesaian Lahan di IKN Tak Rugikan Masyarakat

Whats New
Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com