Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reliance Ganti Laporkan Mantan Karyawannya ke Polisi

Kompas.com - 10/05/2016, 11:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Reliance Securities Tbk (RELI) buka suara terkait kasus penipuan investasi yang menyeret nama mereka. Reliance membantah telah menjual produk berbasis SUN FR0035.

Managing Partner AFS Lawyers Andi F Simangunsong, kuasa hukum Reliance, menyatakan, telah melaporkan mantan karyawannya, EP Larasati, ke Bareskrim Polri dengan tanda bukti lapor No LP/47/V/2016/Bareskrim.

Larasati dituduh mencatut dan menyalahgunakan nama Reliance saat menjual produk investasi berbasis SUN FR0035. Dia menandaskan bahwa Larasati bukan bagian Reliance sejak April 2014.

Dia menjelaskan, segala tindakan Larasati setelah periode itu menjadi tanggungjawab pribadi. Meski sudah mengetahui Larasati menyalahgunakan nama Reliance, mengapa pihaknya baru menuntut Larasati pekan lalu?

"Kami melaporkan sekarang karena baru mendapat dokumen transaksi itu. Dari dokumen itu, kami melihat logo dan nama Reliance dicatut," papar Andi di konferensi pers di Jakarta, Senin (9/5/2016).

Kasus ini bermula ketika dua nasabah, Alwi Susanto dan Sutanni, melaporkan dugaan penipuan dana investasi yang mengatasnamakan Reliance. Keduanya mengaku dirugikan Rp 3,9 miliar. Beberapa nasabah lain juga mulai melaporkan kasus ini ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Saat transaksi itu terjadi, Reliance menyatakan, Larasati sudah bukan karyawan Reliance, sehingga transaksi itu tanpa seizin dan sepengetahuan perusahaan. Larasati dianggap mengundurkan diri setelah tak masuk kantor beberapa hari berturut-turut.

Nah, sekitar Juli 2015, ada laporan nasabah ke OJK terkait keberadaan kantor Wealth Management Reliance di Office 8 Building Lantai 16, SCBD. Atas laporan itu, Reliance meminta pertanggungjawaban Larasati.

Andi menunjukkan bukti surat pernyataan yang diteken Larasati pada 1 Juli 2015. Di surat itu, Larasati mengaku menjalankan usaha dan memakai nama Reliance tanpa seizin dan sepengetahuan perusahaan.

Namun, berdasarkan pengakuan beberapa korban, kesepakatan transaksi juga dilakukan dengan Larasati di kantor resmi Reliance. Menjawab hal ini, Andi bilang, itu adalah salah satu modus penipuan.

Alwi Susanto, seorang korban penipuan investasi ini, bilang, kala ia melaporkan kasusnya ke Reliance, perusahaan itu tak pernah menunjukkan surat pernyataan yang diteken Larasati pada Juli 2015. "Kenapa surat itu baru muncul sekarang?" ujar dia.

Eks Direktur Utama Reliance Securities Nicky Hogan, juga menegaskan tidak pernah meneken dokumen terkait transaksi yang dilakukan Larasati. Nicky yang kini menjabat Direktur Pengembangan BEI juga membantah telah menandatangani dokumen Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) yang ditawarkan ke investor. (Narita Indrastiti, Sandy Baskoro)

Kompas TV Kronologi Penipuan Obligasi Reliance

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com