Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Perusahaan BUMN Diminta Segera Menerbitkan Obligasi dan Melakukan IPO

Kompas.com - 25/05/2016, 17:19 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia meminta Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk mendorong perusahaan-perusahaan pelat merah menerbitkan obligasi dan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering/IPO di pasar modal.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, potensi aliran modal yang masuk dari luar ke dalam negeri berkat diterapkannya kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) harus didukung dengan keragaman instrumen investasi.

"Akan ada dana masuk sekitar Rp 560 triliun. Kalau tidak ada instrumennya, maka dana itu hanya akan ditempatkan di giro atau deposito perbankan," ujar Agus kepada wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (25/5/2016).

Selain meminta perusahaan pelat merah untuk menerbitkan obligasi dan melakukan IPO, Agus juga berharap Standard & Poor's memberikan Indonesia predikat layak investasi.

"Tingkat kepercayaan investor asing akan semakin kuat untuk berinvestasi di Indonesia. Dua lembaga rating (Moody's dan Fitch) sudah memberi peringkat investment grade, kalau S&P bisa mengeluarkan investment grade, maka akan besar portofolio yang masuk ke Indonesia," tutur Agus.

Agus menegaskan, tanpa adanya instrumen investasi yang memadai untuk menyambut aliran dana yang masuk, justru malah akan menghambat potensi masuknya dana-dana dari luar negeri.

Pemerintah menurut Agus, bisa secara optimal mengambil perannya untuk memperdalam pasar keuangan di dalam negeri.

"Perlu banyak korporasi BUMN yang menerbitkan bond atau korporasi untuk go public, agar pasar modal kita bisa lebih aktif," terangnya.

Menteri BUMN, Rini Soemarno mengaku, selama ini sumber pendanaan masih sangat bergantung pada perbankan.

Lebih lanjut Rini menyebutkan, pihaknya akan meminta perbankan dan korporasi BUMN untuk lebih aktif menerbitkan obligasi.

"Saya menyambut baik dorongan Gubernur BI untuk memperdalam pasar keuangan Indonesia. Mudah-mudahan S&P di Juni mendatang akan menaikkan rating kita menjadi investment grade," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com