Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awas! Digitalisasi Akan Ganggu Banyak Industri ...

Kompas.com - 27/05/2016, 10:45 WIB
Aprillia Ika

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com - Internet of Things (IoT) sampai 7 tahun lalu masih jadi pembicaraan. Tapi saat ini sudah jadi kenyataan. IoT memberikan dampak pada banyak dampak pada banyak industri, dengan implementasi digitalisasi.

"Dari riset kami, 45 persen perusahaan besar bisa jatuh akibat disrupsi ini," kata Saleh M (Haji Munshi, Presiden Cisco ASEAN, dalam pidato pembukaannya pada acara ASEAN Cisco Connect di Singapura, Jumat 27/5/2016).

Menurut Cisco, jejak disrupsi sudah terlihat di negara-negara ASEAN. Beberapa industri yang terkena disrupsi digital misalnya perbankan, logistik, transportasi, perdagangan, dan sebagainya. Misal dengan munculnya Lazada dan startup (perusahaan rintisan digital) lainnya.

Sayangnya, incumbent atau perusahaan lama yang sudah ada sebelumnya belum mau melakukan transformasi bisnis atau lambat melakukannya. Padahal, hadirnya digitalisasi dapat mentransformasi bisnis yang ada.

Berdasarkan riset Global Center for Digital Business Transformation 2015, berjudul "Digital Disruption by Industry," terdapat 12 bisnis yang berisiko terdisrupsi dalam vortex yang bisa menjatuhkan bisnis mereka akibat digitalisasi. 

Jika dilihat dari media yang akan terdisrupsi paling awal, urutannya yakni bisnis teknologi, bisnis media dan entertainment, bisnis ritel, financial services, telekomunikasi, edukasi, hospitality dan travel, manufacturing, healthcare, utilities, minyak dan gas, serta terakhir farmasi.

"Misal di industri ritel, peritel tahu adanya dampak digital disrupsi, tetapi kurang dari 25 persen yang secara aktif mengantisipasinya," kata Ross Fowler, VP Enterprise Segment & Digital Transformation untuk Cisco Asia Pasifik dan Jepang, dalam paparannya.

Bagaimana cara perusahaan lama mengantisipasi disrupsi digital dari startup?

Fowler mengatakan, bisnis lama harus belajar dari startup untuk mengejar ketertinggalan dan mentransformasi bisnisnya.

Yang perlu dipelajari antara lain mengenai inovasi bisnis, agilitas atau kelincahan mengetahui peluang bisnis, serta kesediaan melakukan eksperimen dan menanggung risikonya. Sementara startup saat ini kalah dari bisnis lama dari sisi modal, merek, dan jumlah pelanggan loyal.

"Ada tiga hal yang bisa mendorong agilitas bisnis digital bagi perusahaan di semua industri. Pertama, yakni perusahaan harus benar-benar mengetahui (hyper-awareness) kebutuhan dan demand customer-nya, serta bagaimana kompetitor melakukan bisnisnya," lanjut Fowler.

Untuk itu, lanjut dia, IoT dapat membantu perusahaan mengerti behaviour atau tingkah laku konsumen serta kompetitornya. Dan IoT dapat memberikan data mentah yang bisa diolah oleh perusahaan.

Kedua, data mentah tersebut bisa digunakan sebagai alat pengambil keputusan secara informal. Sehingga, ketiga, pemilik bisnis bisa memberikan keputusan bisnis yang cepat, atau menarik keputusan dan mengganti dengan keputusan lain yang lebih baik (fast execution).

"Selain itu, jangan lupakan cybersecurity. Ini untuk memproteksi bisnis dan kepercayaan diri menuju bisnis yang lebih terdigitalisasi. Keamanan harus dilakukan di segala lini, dan meminimalisir serangan cyber," lanjut Fowler.

Apa dukungan Cisco untuk aneka proses ini?

Fowler mengatakan, hanya dengan solusi digital maka perusahaan akan memberikan layanan yang diinginkan oleh pelanggannya. Solusi digital ini diberikan keamanan (security) di mana saja di sistem IoT dan komputasi awan.

"Kita semua dalam perjalanan menuju digitalisasi, suka atau tidak. Saatnya mengimajinasikan ulang nilai bisnis yang sudah ada. Dan tidak ada waktu yang lebih baik untuk bermitra dengan Cisco untuk mentransformasi bisnis," pungkas dia.

 

Kompas TV Ekonomi Digital Butuh Aturan Jelas

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com