Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Susi Minta BUMN Ini jadi Ujung Tombak Swasembada Garam Nasional

Kompas.com - 12/06/2016, 10:31 WIB
Estu Suryowati

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti pada Minggu (12/6/2016) berkunjung ke tambak pegaraman di Desa Bipolo, Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Dalam kunjungannya, Susi didampingi oleh sejumlah pejabat eselon I-KKP, Gubernur NTT Frans Lebu Raya, serta Direktur Utama PT Garam (Persero) R Achmad Budiono.

Susi menyampaikan, pemerintah ingin mencapai swasembada garam, dan petambak garam memperoleh harga jual yang baik.

"Tapi yang terjadi saat ini, petani garam panen, ada impor masuk," sesal Susi.

Tentu saja, Susi melanjutkan, agar produksi garam rakyat bisa diserap industri, maka perlu perbaikan kualitas hasil garam. "KKP akan bantu dengan membranisasi," ucap Susi.

Dia pun berharap pada BUMN, PT Garam (Persero) untuk lebih banyak bekerjasama dengan petani garam rakyat, seperti yang dilakukan di Desa Bipolo tersebut.

"PT Garam menjadi ujung tombak swasbada garam nasional," tegas Susi.

Ditemui dalam kesempatan yang sama, Achmad Budiono mengatakan luas area tambak garam di Desa Bipolo mencapai 400 hektare. Akan tetapi, ada potensi sampai 7.700 hektare di Teluk Kupang.

"Kapasitas produksi di Bipolo ini antara 36.000 hingga 40.000 ton per tahun. Tapi kita akan melakukan perluasan (lebih dari 400 ha)," kata Achmad.

Menurut dia, hasil produksi garam di Bipolo sudah mencapai syarat industri, yakni mencapai kadar NaCl hingga 97 persen. Secara nasional, PT Garam menargetkan mampu mencukupi kebutuhan industri hingga 700.000 ton.

"Kalau untuk kebutuhan aneka pangan, yang sekitar 450.000 ton, produksi PT Garam sudah cukup," ucap Achmad.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com