Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apron Terminal 3 "Ultimate" Tidak Terlihat dari Tower ATC, Kok Bisa?

Kompas.com - 17/06/2016, 12:30 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mempersoalkan apron Terminal 3 Ultimate Bandara Internasional Soekarno-Hatta lantaran tidak terlihat dari tower air traffic control (ATC). Kementerian Perhubungan (Kemenhub) langsung turun mencari tahu mengapa kejadian tersebut bisa terjadi.

Padahal, arus lalu lintas pesawat di apron harus dipantau dari tower ATC.

"Ini kita cari kenapa dulunya bisa begitu," ujar Direktur Keamanan Penerbangan Kemenhub M. Nasir Usman di Kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis (16/6/2016) malam.

Meski sedang melakukan pemeriksaan, ia sudah mendengar sejumlah informasi terkait rencana awal pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Karena gini, awalnya Cengkareng (bandara) akan dibangun empat runway dan towernya (ATC) akan diubah penempatannya," kata Nasir.

Tapi, ternyata rencana pembangunan Bandara Internasional Soekarno-Hatta itu tidak dijalankan. Angkasa Pura II lebih memilih membangun Terminal 3 Ultimate terlebih dulu daripada runwaynya.

"Inilah yang kami cari dulunya kenapa begitu (bisa tidak sesuai rencana)," kata Nasir. "Kami enggak mencari kambing hitam, yang penting daripada tower itu harus nampak keseluruhan area," lanjut dia.

Kementerian Perhubungan, AirNav Indonesia, dan AP II sudah menggelar rapat terkait masalah apron Terminal 3 Ultimate.

Keputusannya, AP II akan membangun tower baru sehingga apron terminal baru tersebut bisa dipantau secara langsung.

Untuk sementara waktu, AP II akan mengoperasikan tower portabel sebagai pemantau apron Terminal 3 Ultimate sampai tower baru selesai dibangun.

Tower tersebut nantinya akan memberikan informasi pergerakan pesawat yang berada di apron kepada tower ATC utama.

Kompas TV Terminal 3 Bandara Soetta Batal Beroperasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com