Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Kabar Gugatan, BI Yakin UU Pengampunan Pajak Tak Dibatalkan

Kompas.com - 11/07/2016, 19:15 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo yakin Undang-undang Pengampunan Pajak tidak akan dibatalkan.

Sebagaimana diketahui muncul rencana gugatan judicial review terhadap UU Pengampunan Pajak dari Yasasan Satu Keadilan, Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) dan empat warga negara.

Menurut Agus, proses pembahasan UU Pengampunan Pajak sudah melalui prosedur yang benar di parlemen. Dia bilang, pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta Panja Tax Amnesty pun telah melakukan pembahasan dengan sangat hati-hati.

"Dan untuk itu saya merasa (gugatan) ini adalah sesuatu yang biasa saja. Tapi, kita tidak perlu menjadi khawatir, ini (tax amnesty) akan batal," kata Agus ditemui di sela-sela halal bihalal Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (11/7/2016).

Agus mengatakan, meski ada pro-kontra toh nyatanya respons masyarakat malah positif begitu Rancangan Undang-undang Pengampunan Pajak akan disahkan menjadi Undang-undang.

Agus menuturkan, sejak disetujui dalam sidang paripurna terakhir, sudah terjadi aliran dana masuk ke Indonesia. Sebagai referensi, kata Agus, dari 1 Januari hingga 24 Juni sudah ada dana masuk ke Indonesia sebanyak Rp 97 triliun.

"Padahal tahun lalu untuk periode yang sama hanya Rp 57 triliun," imbuh Agus.

Masuknya dana yang begitu besar ke Indonesia juga didorong oleh kondisi dunia yang sedang tidak menentu, ditambah keluarnya Inggris dari kawasan ekonomi-politik Uni Eropa.

Agus bilang, kondisi tersebut memunculkan periode risk off, yakni flight to quality atau perpindahan dana dari negara yang beresiko tinggi ke yang rendah. Negara-negara tujuan dana itu mengalir diantaranya Jepang dan Amerika Serikat.

"Untuk Indonesia, ternyata karena kita bisa menyelesaikan tax amnesty dan APBNP, uang masuk ke Indonesia cukup besar. Jadi kalau sekarang ini kelihatan bahwa ada kecenderungan nilai tukar menguat itu adalah karena faktor itu," pungkas Agus.

Kompas TV "Tax Amnesty" Sangat Dahsyat?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com