LONDON, KOMPAS.com - Beberapa maskapai penerbangan terkemuka di Eropa memutuskan untuk memangkas target laba.
Lufthansa, misalnya, memangkas target laba lantaran penurunan tajam dalam pemesanan tiket penerbangan jarak jauh ke Eropa.
Maskapai penerbangan asal Jerman tersebut menyalahkan aksi-aksi terorisme di Eropa dan besarnya ketidakpastian politik dan ekonomi sebagai alasan utama pemangkasan target laba.
Lufthansa merevisi proyeksi laba tahun 2016 dari "sedikit lebih tinggi dari tahun lalu" menjadi "di bawah tahun lalu."
Beberapa pekan lalu, IAG selaku pemilik maskapai penerbangan British Airways dan Easyjet juga memperingatkan adanya risiko penurunan laba.
Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) pun menyatakan permintaan perjalanan udara kini tengah terpukul.
"Setelah permulaan tahun yang amat kuat, pertumbuhan permintaan tergelincir dari level historisnya," ujar CEO IATA Tony Tyler seperti dikutip dari BBC, Kamis (21/7/2016).
Tyler menyatakan, kombinasi faktor berada di balik laju pertumbuhan permintaan yang melambat tersebut. Beberapa faktor diantaranya adalah aktivitas terorisme yang berkelanjutan dan kondisi perekonomian global yang rapuh.
"Tidak ada yang berdampak bagus untuk permintaan perjalanan. Selain itu, peristiwa di Istanbul dan dampak penurunan perekonomian karena Brexit juga menyulitkan untuk melihat pergerakan peningkatan," jelas Tyler.
Dalam pernyataannya, Luftansa mengatakan pemesanan tiket khususnya penerbangan jarak jauh ke Eropa menurun signfikan sejak proyeksi terakhir dibuat pada Maret 2016 lalu.
Lufthansa kini juga akan merevisi jumlah kursi yang ditawarkan dari 6 persen jadi 5,4 persen.