Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Ternyata Masih Kekurangan Ribuan Tenaga "Refraksionist Optician"

Kompas.com - 03/08/2016, 21:15 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia ternyata masih kekurangan sumber daya manusia (SDM) terdidik dan terlatih di bidang optik. Indonesia ternyata kekurangan ribuan "Refraksionist Optician" atau RO.

"Refraksionist Optician" atau Refraksionis Optisien adalah sebutan salah satu profesi di bidang optik, atau yang lebih tinggi lagi disebut Optometris.

Seorang Refraksionis Optisien atau Optometris setelah lulus dari pendidikannya harus dan wajib mengangkat sumpah profesi sebagai syarat mutlak dalam dunia kesehatan.

Pekerjaan ini berkaitan dengan alat rehabilitasi dalam bentuk kacamata maupun lensa kontak (contact lens), serta lensa tanam atau Intra Oculer Lens (IOL) sebagai pengganti lensa asli pada bolamata.

Sesuai dengan aturan Kementerian Kesehatan, setiap optik di Indonesia harus memiliki satu RO agar bisa menerima resep pembuatan kacamata, lensa kota dan lensa tanam sesuai standar kesehatan. Jika tidak memiliki RO, maka hanya disebut toko kacamata biasa.

Bos PT Optik Tunggal Michael Kurniawan mengatakan, saat ini ada sekitar 4.500 optik di Indonesia, sementara jumlah RO baru sekitar 2.200 orang. Oleh sebab itu, Kementerian Kesehatan kemudian memberikan dispensasi, satu RO bisa bekerja di dua optik sekaligus.

"Tenaga ahli bidang optik di Indonesia masih sangat kurang secara kualitas SDM. Itu sebabnya kami di Optik Tunggal punya dua sekolah yang khusus mencetak RO," kata Michael kepada Kompas.com, usai konferensi pers kerja sama Optik Tunggal dengan produsen optik asal Jerman, Carl Zeiss di Jakarta, Rabu (3/8/2016).

Lama pendidikn RO selama tiga tahun. Dengan mendirikan sekolah khusus RO, setiap cabang Optik Tunggal memiliki satu RO per optik, dan tidak bekerja di optik lain. Dengan demikian, menjamin kualitas setelan kacamata atau lensa mata untuk pelanggan high end di Optik Tunggal.

"Dengan memberikan pelayanan prima kepada setiap pelanggan, kami berhasil mempertahankan pelanggan loyal kami, walaupun kami menyasar pelanggan menengah atas," lanjut Michael.

Dia melanjutkan, tidak tertarik untuk menambah RO dari luar negeri, sebab yakin tenaga RO bisa dicetak dari dalam negeri.

Darurat Tenaga Terampil

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Rudianto Handojo mengatakan, Indonesia kekurangan sekitar 10.000 insinyur per tahun. Padahal, insinyur kini amat diperlukan untuk menopang proyek infrastruktur.

Menurut dia, besarnya kebutuhan industri akan insinyur dan tenaga teknis seharusnya menyadarkan dunia pendidikan untuk mengubah orientasi.

Di jenjang perguruan tinggi, saatnya titik berat program studi condong ke bidang sains-keteknikan ketimbang sosial-humaniora.

Adapun di jenjang pendidikan menengah, orientasi hendaknya menukik pada bidang vokasi (kejuruan) sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Secara terpisah, Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Patdono Suwignjo mengatakan, salah satu penyebab lulusan insinyur tidak lagi berkecimpung di bidangnya karena masih minimnya penghargaan.

Hal tersebut membuat para lulusan insinyur yang cemerlang pun memilih untuk berkarier di luar negeri. Di luar negeri, jasa mereka lebih dihargai.

“Ini ironi di tengah pesatnya membangun infrastruktur di dalam negeri,” ujar Patdono.

Kompas TV Warga Serbu Kacamata Gerhana Matahari Total
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com