Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Perikanan Budidaya Lebih Menjanjikan Dibandingkan Ikan Tangkap

Kompas.com - 25/08/2016, 15:27 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga riset internasional Ipsos Business Consulting menyatakan bahwa investasi sektor perikanan di bidang budidaya lebih menjanjikan dibandingkan di bidang tangkap ikan.

Senior Consultan Ipsos Business Consulting Juanri mengungkapkan, produksi rata-rata pertumbuhan produksi perikanan budidaya dari tahun 2011-2014 tumbuh 13,7 persen. Nilai itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produksi tangkap ikan yang hanya tumbuh 3,7 persen.

"Problem perikanan tangkap banyak seperti over fishing dan illegal fishing," ujarnya dalam acara Media Briefing hasil studi Ipsos Business Consulting, di Jakarta, Kamis (25/8/2016).

Juanri juga mengungkapkan nilai ekspor hasil perikanan budidaya juga lebih besar dibandingkan hasil perikanan tangkap. Dari data Ipsos nilai ekspor budidaya seperti udang tahun 2014 mencapai 1,5 juta dollar AS atau Rp 19,8 milar.

Kemudian, bandingkan dengan nilai ekspor ikan tangkap periode yang sama hanya 1,03 juta dollar AS atau Rp 13,6 miliar.

"Walaupun secara kuantitas ekspor udang lebih sedikit dibandingkan ikan tangkap, tetapi punya nilai jual yang besar," ucapnya.

Oleh karena itu, kata Juanri, investasi di sektor perikanan bidang budidaya sangat menguntungkan. Apalagi, kata dia, harga perikanan budidaya seperti udang per kilo gram (kg) lebih mahal dibandingkan ikan tangkap.

"Jadi harga udang itu Rp 75.000 per kilogram, sedangkan harga ikan tangkap semuanya Rp 30.000 per kilogram. Sehingga, investasi dibisnis ini sangat menjanjikan," tandas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com