Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung Program 35.000 MW, Barata Indonesia Kolaborasi dengan Perusahaan Jerman

Kompas.com - 07/09/2016, 15:41 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Barata Indonesia (Persero) hari ini menandatangani letter of intent (LOI) dengan Siemens Aktiengesellschaft, perusahaan asal Jerman yang bergerak di bidang elektrifikasi, otomatisasi serta digitalisasi peralatan pembangkit listrik.

Kerja sama antara kedua perusahaan meliputi kerja sama di bidang pembangkit listrik, termasuk di dalamnya manufaktur komponen-komponen pembangkit (gas turbine package), engineering design, project management, dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Direktur Utama Barata Indonesia, Silmy Karim mengatakan, kerja sama antara Barata Indonesia (Persero) dengan Siemens ini dilakukan dalam rangka mendukung dan mengantisipasi program pemerintah dalam pembangunan proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW).

Kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari MOU yang dilakukan PLN dengan Siemens beberapa waktu lalu di Jerman.

Barata akan memanfaatkan sebaik-baiknya program pembangunan pembangkit 35.000 MW untuk meningkatkan kemampuan dalam negeri dalam hal teknologi pembangkit listrik.

"Kerja sama ini sangat strategis bagi Barata Indonesia agar kedepannya Indonesia dapat memproduksi pembangkit listrik sendiri," kata Silmy di Jakarta, Rabu (7/9/2016).

Guna mempercepat penguasaan teknologi, Barata Indonesia dalam kerja sama dengan Siemens ini juga meliputi program capacity building SDM Barata melalui program internship serta pelatihan di bidang engineering, project management, quality, management and procurement.

Deputi Pertambangan Industri, Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Harry Sampoerno menyatakan, Kementerian BUMN telah menugaskan Barata Indonesia sebagai koordinator perusahaan-perusahaan BUMN dalam program peningkatan lokal konten proyek pembangkit listrik 35.000 MW.

Ada 4 perusahaan BUMN yang berpartisipasi yaitu Barata, PINDAD, PAL, BBI. Dan Dalam hal ini Menteri BUMN menghendaki komponen lokal 75 persen.

"Kerja sama ini seiring dengan rencana Barata Indonesia ke depan yaitu penajaman lini bisnis yang salah satunya adalah dibidang pembangkit listrik. Barata harus mampu merespon keinginan Pemerintah dalam meningkatkan partisipasi lokal yang ujungnya adalah kemandirian," pungkas Silmy.

Kompas TV PLN Klaim Proyek 35.000 Megawatt Masih Berjalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com