Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahan Suku Bunga Acuan, Ini yang Dikhawatirkan The Fed

Kompas.com - 22/09/2016, 11:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com - Bank sentral AS Federal Reserve telah menyelesaikan pertemuan Federal Open Meeting Committee (FOMC) untuk bulan ini.

Dalam pertemuan itu, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan Fed Fund Rate pada posisi antara 0,25 dan 0,5 persen.

Dalam pidatonya, Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan pihaknya optimistis terhadap perekonomian AS. Akan tetapi, Yellen menggaris bawahi beberapa risiko yang masih akan dihadapi AS.

Pertama, The Fed ingin menghindari skenario di mana pasar tenaga kerja jauh membaik di bawah kondisi kebijakan suku bunga yang rendah.

Ini akan membuat The Fed harus meningkatkan suku bunga acuan lebih cepat dan berpotensi bakal menggelincirkan perekonomian.

"Prospek yang kita ciptakan dapat menciptakan risiko penurunan di pasar tenaga kerja adalah sesuatu yang kami hindari," ujar Yellen seperti dikutip dari CNBC, Kamis (22/9/2016).

Ia juga menyatakan ada risiko inflasi AS tidak bergerak melebihi target yang dipatok The Fed, yakni dua persen.

Yellen dan pejabat The Fed lainnya menyatakan inflasi adalah salah satu alasan bank sentral tidak menaikkan suku bunga acuan pada pertemuan FOMC bulan ini.

The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan tetap pada level 0,25 dan 0,5 persen meskipun tiga dari 10 pejabat mendukung kenaikan sebesar 25 basis poin.

Pernyataan The Fed mengindikasikan bahwa bank sentral cenderung berpeluang menaikkan suku bunga acuan pada akhir tahun ini.

"Kecenderungan peningkatan suku bunga telah meningkat. Akan tetapi, kami akan menunggu progres berlanjut menuju tujuan kami," jelas The Fed.

The Fed menyatakan serapan tenaga kerja cenderung. Akan tetapi, inflasi masih berada di bawah target dua persen.

Kompas TV The Fed Naikkan Bunga?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com