Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Saya Bukan Tukang Jagal...

Kompas.com - 26/09/2016, 06:36 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, langkah pemerintah memotong anggaran kementerian dan lembaga (K/L) pada Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN) 2016, bukannya tanpa alasan.

Menurut dia, pemotongan anggaran tersebut dilakukan agar terjadi keseimbangan antara penerimaan negara dengan belanja negara.

"Saya bukan tukang jagal, saya orang baik-baik saja. Persoalan dalam pengelolaan keuangan sama seperti ekonomi rumah tangga, yakni menyeimbangkan kebutuhan rumah tangga belanja dan berapa banyak penerimaan," ujar Sri Mulyani di Studio Orange KompasTV, Jakarta, Sabtu (24/9/2016).

Wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, penerimaan negara 2016 tidak akan mencapai target sebesar Rp 1.786,2 triliun. Dia memperkirakan penerimaan negara hanya mencapai Rp 1.500 trilun dengan belanja negara sebesar Rp 2.082,9 triliun.

Dengan demikian, defisit anggaran akan semakin besar. Sehingga, akan berdampak makin besarnya juga utang negara.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus mencari cara untuk mengecilkan defisit anggaran tersebut. Salah satunya, dengan menerbitkan surat utang.

"Pemerintah tidak selalu baik mengelola keuangan. Sumber pertama kita perlu mengembalikan kredibilitas dan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah," katanya.

Ani mengungkapkan, anggaran yang dipotong merupakan hal yang tidak prioritas, seperti perjalanan dinas. Akan tetapi, untuk hal yang prioritas seperti pembangunan infrastruktur tidak akan dilakukan pemotongan anggaran.

Sebelumnya, Pada Mei lalu, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 2016 tentang langkah-langkah penghematan dan pemotongan belanja K/L dalam rangka pelaksanaan APBN TA 2016.

Dalam inpres tersebut Presiden mengintruksi kepada semua K/L untuk memangkas anggarannya dengan total pemangkasan sebesar Rp 50,016 triliun.

Namun, Presiden pada Agustus kemarin kembali mengeluarkan Inpres pemangkasan anggaran jilid II. Dalam Inpres Nomor 8 tahun 2016 total anggaran yang dipangkas sebeser Rp 64,7 triliun. Sehingga, total anggaran yang dipangkas pada APBN-P 2016 sebesar Rp 114,72 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com