JAKARTA, KOMPAS.com - Perlambatan ekonomi yang dialami Indonesia juga memukul bisnis kredit perbankan. PT Bank Central Asia Tbk menyatakan, ada sedikit kenaikan pada rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) kredit perseroan.
Direktur BCA Santoso menyebut, rasio NPL kredit masih terbuka. Pasalnya, peningkatan NPL tersebut tidak terlepas dari perlambatan ekonomi yang membuat permintaan nasabah pun mengalami guncangan.
"Beberapa pebisnis saya mendengar NPL perbankan sedikit mengalami peningkatan walaupun tidak besar sekali," kata Santoso di kantornya di Jakarta, Selasa (27/9/2016).
Santoso menjelaskan, perlambatan ekonomi berdampak pada melambatnya kegiatan usaha hingga konsumsi individu. Otomatis, perlambatan tersebut menggenjot peningkatan NPL pula.
Namun begitu, perseroan berharap rasio NPL dapat flat, bahkan menurun. Adapun di segmen kartu kredit, Santoso menyatakan pihaknya melihat rasio NPL kartu kredit BCA sampai saat ini sudah mencapai maksimum.
"Kartu kredit sudah mencapai maksimum ya kita lihat. Kami melihat beberapa perbankan tidak ada kekhawatiran untuk naik," jelas Santoso.
Hingga semester I 2016, BCA mengelola 2,85 juta kartu kredit dengan nilai transaksi mencapai Rp 26 triliun, naik 6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya serta membukukan pangsa pasar 18,6 persen.
Adapun outstanding kartu kredit BCA mencapai Rp 9,9 triliun pada semester I 2016, tumbuh 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan nilai transaksi dan outstanding kartu kredit itu diimbangi dengan NPL sebesar 1,9 persen.
(Baca: BI akan Batasi Bunga Kartu Kredit jadi 2,25 Persen Per Bulan)