Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jateng Keluarkan Surat Edaran Kedua untuk Penghematan Anggaran

Kompas.com - 17/10/2016, 19:55 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali memberikan surat edaran untuk melakukan efisiensi anggaran di sisa tahun 2016. Edaran ini merupakan yang kedua, dan telah menyasar sisi teknis besaran mata anggaran.

Kepala Biro Keuangan Sekretariat Daerah Pemerintah Daerah Jawa Tengah Muhammad Arif Sambodo, mengatakan, edaran yang kedua sudah mengatur besaran anggaran dinas untuk menyikapi penundaan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk Pemprov Jateng sebesar Rp 336 Miliar.

“Lakukan penghematan dan efisiensi agar anggaran tetap selamat,” ujar Arif, di sela diskusi ekonomi di Semarang, Senin (17/10/2016).

Arif mengatakan, penundaan DAU masih berjalan di Jateng. Nantinya, pemerintah pusat akan membayar DAU yang tertunda tersebut dalam dua tahap. Tahap pertama pada akhir tahun 2016 dan kedua awal tahun 2017.

Untuk menyiasati hal itu, semua dinas di Jateng diminta untuk berhemat dan melakukan rasionalisasi anggaran. Edaran pertama telah selesai dengan masing-masing dinas melakukan rasionalisasi anggaran.

“Jauh sebelum ada pemangkasan anggaran dan perlambatan ekonomi, Pemprov Jateng sudah beri sinyal untuk hemat anggaran 25 persen,” imbuhnya.

Terkait dengan DAU, Biro Keuangan telah bertemu dengan jajaran Kementerian Keuangan. Menurut dia, Kemenkeu salah hitung terhadap kondisi perekonomian di Jateng, salah satunya soal posisi fiskal.

“Perhitungan uang dan perhitungan saldo. Lalu komunikasi dengan Kemenkeu, ternyata ada salah hitung,” tambah Arif.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menambahkan, penundaan DAU sempat membuatnya khawatir terutama pada kemungkinan ditundanya gaji para aparatur sipil negara.

Namun kekhawatiran itu sirna seiring dengan penjelasan dari pemerintah pusat. “Rasionalisasi belum terasa selama ini. Yang terasa, ketika saya tidak diajak komunikasi. Saat akhir tahun dinilai punya saldo Rp 4 triliun, itu hitungannya keliru,” cetus Ganjar. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com