Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pinjaman Asing Tinggi, Huawei Tidak Khawatir Rencana Fed Naikkan Suku Bunga

Kompas.com - 24/10/2016, 13:16 WIB
Estu Suryowati

Penulis

KOMPAS.com – Produsen ponsel asal China, Huawei Technologies Co Ltd, menyatakan tidak khawatir dengan rencana kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve.

Seperti diketahui, bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut diestimasi akan menaikkan suku bung acuan pada Desember tahun ini, seiring membaiknya indikasi perekonomian di AS serta pasca pemilihan presiden (pilpres).

Vice President International Media Affairs Corporate Communication Departemen Huawei Joe Kelly mengatakan, saat ini mereka memang menjadikan perbankan di luar China sebagai sumber pembiayaan mayoritas perusahaan.

Tetapi, Huawei meminjam dari beberapa bank dalam bentuk pinjaman sindikasi. Sehingga tidak tergantung pada satu-dua bank saja.

"Selain itu, kami juga mengeluarkan obligasi korporasi,” kata Kelly saat menerima kunjungan Kompas.com, di kantor pusat Huawei, di Bantian, Shenzhen, RRC, Kamis (20/10/2016).

Kelly mengatakan, pada 2014 sebanyak 70 persen pembiayaan berasal dari pinjaman luar negeri. Sedangkan sisanya dari dalam negeri dan obligasi korporasi.

Pinjaman asing Huawei tinggi sebab pemerintah China memberikan kebebasan pada swasta untuk mencari sumber pendanaan. “Dan uang dari luar China itu lebih murah dari di China,” kata Kelly.

Pinjaman Asing Naik

Yunny Christine, Deputy Director Public Affairs and Communications Departement Huawei Tech Investment menambahkan, pada 2015 porsi pembiayaan dari bank asing meningkat menjadi 87 persen.

Dari laporan keuangan perusahaan yang dirilis April 2016 lalu, pada 2015 Huawei mencatat outstanding pinjaman sindikasi hingga 16,1 miliar yuan atau sekitar Rp 31 triliun (kurs 1.929 per yuan).

Selain itu, produsen ponsel pintar P9 itu juga mengeluarkan obligasi korporasi senilai 7,9 miliar yuan atau sekitar Rp 15,23 triliun.

Pangsa Pasar

Firma riset International Data Corporation (IDC) merilis pasar ponsel pintar China di kuartal II 2016. Huawei jadi pemimpin pasar ponsel pintar China dengan pangsa pasar 17 persen dan jumlah pengapalan produk mencapai 19,1 juta ponsel pintar di kuartal tersebut.

Oppo dan Vivo jadi merek terbesar kedua dan ketiga dari sisi pangsa pasar dengan pangsa pasar 16,2 persen dan 13,2 persen. Sementara Xiaomi dan Apple masing -masing di posisi empat dan lima dengan pangsa pasar 9,5 persen dan 7,8 persen.

"Sukses Huawei, Oppo dan Vivo di pasar China tidak terlepas dari menguatnya merek mereka dengan agresivitas pemasaran untuk menarik konsumen," kata Xiaohan Tay dari IDC, seperti dikutip dari GSM Arena.

Kompas TV Inilah Faktor Penyebab Orang Ganti Smartphone

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com