Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus "Skimming" Marak, Perbanas Akui Bank "Lomba Lari" dengan Orang-orang Jahat

Kompas.com - 28/10/2016, 15:37 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Modus skimming masih marak, dan menyebabkan kerugian miliaran rupiah bahkan triliunan baik bagi nasabah maupun perbankan.

Terbaru, sebanyak 327 nasabah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk di Mataram dibobol dengan modus skimming. Kerugian dilaporkan mencapai Rp 1,5 miliar.

Saat dikonfirmasi mengenai kondisi tersebut, Ketua Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas), Kartika Wirjoatmodjo mengaku teknik skimming terus berkembang.

"Ya memang kejahatan perbankan itu berkembang terus dan kita berkejaran dengan orang yang bermaksud jahat," kata Kartika kepada Kompas.com, Jumat (28/10/2016).

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk itu mengatakan, skimming model terbaru terjadi walaupun perbankan sudah membuat penutup dari pin. "Tetapi, ada model yang menggunakan kamera yang dipasang di bawah penutup," imbuh Kartika.

Kendati begitu, Kartika menegaskan perbankan yang menjadi anggota Perbanas tetap berkomitmen untuk selalu manjaga kepercayaan nasabah perbankan dengan berbagai inovasi keamanan bertransaksi.

Modus skimming

Pengamat teknologi informasi (TI) Ruby Alamsyah menjelaskan, cara pembobol ATM dengan melakukan skimming adalah dengan memasang alat skimming yang memindai data yang terdapat pada pita magnetik atau magnetic stripe pada kartu ATM saat nasabah memasukan ke lubang ATM.

"Alat tersebut menyerupai lubang ATM yang asli," kata Ruby ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (25/10/2016).

Dari data tersebut, pelaku dapat menggadakan nomor kartu debit ke kartu baru. Caranya adalah dengan melakukan penggandaan kartu baru dengan data magnetik dari kartu korban, baik menggunakan perangkat lunak atau perangkat keras pembaca kartu.

"Pelaku memasang spy camera di dekat mesin ATM untuk mendapatkan informasi PIN kartu ATM yang korban tekan di pinpad ATM," ujar Ruby.

Dengan dua kombinasi tersebut, pelaku selanjutnya dapat menggunakan kartu duplikat tersebut untuk mencairkan dananya di mesin atm atau menggunakannya sebagai kartu debit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com