Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krakatau Steel Harapkan Harga Gas 3 Dollar AS Per MMBTU

Kompas.com - 28/10/2016, 17:25 WIB

Tim Redaksi

CILEGON, KOMPAS.com – Produsen baja PT Krakatau Steel Tbk berharap harga gas turun menjadi 3 dollar AS per juta metrik british thermal unit atau MMBTU.

Harga itu akan menggerakkan pabrik hulu Krakatau Steel, serta bisa menghemat devisa hingga 1 miliar dollar AS atau sekitar Rp 13 triliun per tahun.

Menurut Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar, devisa itu bisa dihemat dengan tak mengimpor pelat (slab) dan batangan (billet). Jika harga gas menjadi 3 dollar AS per MMBTU, pabrik hulu Krakatau Steel dapat dioperasikan untuk menghasilkan berbagai produk baja itu.

Pabrik itu bisa memproduksi 2,5 juta ton slab dan billet per tahun. Jumlah itu terdiri dari 2 juta ton pelat baja dan 500.000 ton baja batangan. Harga produk itu rata-rata sekitar 400 dollar AS atau Rp 5,2 juta per ton. Namun, pabrik hulu Krakatau Steel kini berhenti beroperasi karena harga gas yang sangat tinggi.

Sebelumnya, pemerintah berencana merumuskan harga baru gas dengan pengkajian hingga dua bulan ke depan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta, awal Oktober 2016, menyatakan, harga baru gas untuk industri akan diberlakukan mulai tahun 2017.

“Kami berharap bisa menjalankan pabrik hulu agar bisa menghemat devisa yang sangat besar. Perlu keberpihakan kepada industri baja,” kata Sukandar.

Harga gas di negara lain jauh lebih rendah. Di Malaysia misalnya, harga gas hanya 4 dollar AS per MMBTU dan di Amerika Serikat 3 dollar AS per MMBTU.

Sementara, Krakatau Steel harus membayar gas 7,3-9,5 dollar AS per MMBTU yang dianggap sangat memberatkan. Bagian gas dalam biaya produksi baja mencapai 51 persen. Jika pabrik hulu dipaksakan beroperasi, Krakatau Steel tak akan mendapatkan keuntungan.

Sementara itu, pabrik hilir Krakatau Steel masih berjalan. Produk yang dihasilkan pabrik itu antara lain besi siku, kawat baja, dan baja lembaran canai panas.

Sukandar mengatakan, pihaknya tengah berupaya untuk meningkatkan produksi baja. Tanpa harga gas yang terjangkau, rencana itu sulit diwujudkan.

“Krakatau Steel membutuhkan gas dalam menghasilkan produk. Kami sangat berharap pemerintah bisa menurunkan harga gas,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com