Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Demo Sejuk 411 dan Ekonomi yang Menjanjikan

Kompas.com - 09/11/2016, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Demo damai 411 tidak hanya menyejukkan dan menggetarkan hati seluruh bangsa Indonesia, tetapi juga memberi pesan positif kepada seluruh investor yang ingin menanamkan dananya di Indonesia.

Kerisauan pelaku pasar yang selalu muncul setiap kali terjadi unjuk rasa besar, tak terlihat pada demo 411.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) malah ditutup menguat di level 5.362 pada hari demo berlangsung Jumat (11/4/2016). Hampir semua pelaku usaha menilai demo 411 tak berpengaruh pada perekonomian.

Demo di Indonesia, seberapa pun besarnya kini tak lagi dipandang pelaku usaha sebagai sesuatu yang mengkhawatirkan, yang bisa mengganggu dan merusak aktivitas perekonomian.

Demo memang sebaiknya hanya dipandang sebagai bentuk kebebasan berpendapat dalam sistem demokrasi yang tidak ada kaitannya langsung dengan perekonomian.

Dengan kata lain, demo bukanlah faktor fundamental yang bisa mempengaruhi perekonomian. Demo seharusnya juga tidak memunculkan sentimen negatif yang berlebihan dari pelaku pasar.

Para investor kini bisa mengenyampingkan huru-hara, gejolak politik, dan peristiwa nonekonomi lainnya sebagai pertimbangan sebelum menanamkan modalnya di Indonesia.

Demo 411 akan menambah keyakinan kepada para investor bahwa bisnis mereka di Indonesia akan langgeng tanpa terganggu gejolak-gejolak nonekonomi, termasuk pergantian presiden sekalipun.

Preseden demo 411 seolah mempertegas prospek ekonomi Indonesia yang cerah ke depan.

Apalagi sebelumnya, berdasarkan laporan Doing Business 2017 yang dirilis Bank Dunia (World Bank) peringkat kemudahan berbisnis Indonesia naik signifikan dari nomor 109 pada laporan tahun sebelumnya menjadi nomor 91.

Skor Indonesia juga meningkat dari 58,12 menjadi 61,52.

Laporan Doing Business 2017 Bank Dunia membandingkan sejumlah parameter kemudahan berbisnis di 190 negara. Berada di peringkat pertama adalah Selandia Baru dengan skor 87,01.

Laporan itu menyebut, Indonesia termasuk dalam sepuluh negara yang membuat perubahan signifikan dalam mewujudkan regulasi yang ramah bisnis.

Perbaikan-perbaikan tersebut meliputi kebijakan memulai bisnis, akses listrik, perizinan properti, akses kredit bank, perpajakan, aturan eskpor-impor, dan kepastian kontrak.

Namun, Indonesia dinilai masih belum melakukan perbaikan dalam tiga parameter yakni perizinan konstruksi, perlindungan investor minoritas, dan penyelesaian kepailitan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com