Tiga Faktor Ini Diyakini Dorong Pertumbuhan Kredit Hingga 9 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan hingga akhir tahun bisa mencapai 7-9 persen. Estimasi OJK tersebut lebih tinggi dari perkiraan Bank Indonesia (BI) di kisaran 5-6 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon menyebutkan, ada tiga faktor yang mendorong optimisme pertumbuhan kredit tahun ini.

"Pertama, paket kebijakan ekonomi akan terasa dampaknya setelah sekian waktu," kata Nelson di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Kedua, program amnesti pajak mampu mendorong dana masuk cukup besar. Dia bilang, jika minimal Rp 100 triliun saja bisa masuk ke sistem keuangan Indonesia, maka hal tersebut akan memperbesar likuiditas perbankan.

Ketiga, sambung Nelson, harga beberapa komoditas seperti minyak sawit mentah (CPO) dan pertambangan membaik akhir-akhir ini.

Nelson mengatakan, jika tiga faktor ini berlanjut maka pertumbuhan kredit tahun depan akan naik lebih tinggi lagi.

"OJK memprediksikan tahun depan 9-11 persen pertumbuhan kredit perbankan," kata Nelson.

Terkait gejolak rupiah di pasar keuangan, Nelson memandang perbankan nasional masih memiliki daya tahan yang baik. OJK sendiri pernah melakukan stress test dengan kurs mencapai 17.000 per dollar AS.

"Dan hasilnya itu, rasanya industri perbankan kita masih tetap kuat. Saat ini rupiah kan masih di bawah level (stress test) itu, 13.250," ungkap Nelson.