Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Sempat Melemah, Secara "Year to Date" Rupiah Tetap Menguat

Kompas.com - 17/11/2016, 19:21 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat melemah pasca terpilihnya Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.

Bahkan, pelemahan rupiah tersebut cukup dalam, hingga menembus kisaran level Rp 13.800 per dollar AS.

Meskipun sempat melemah pada periode pilpres AS, namun secara year to date atau kalender berjalan, nilai tukar rupiah tetap mengalami penguatan.

Bank Indonesia (BI) menyatakan, penguatan rupiah terjadi sejak awal tahun hingga kuartal III 2016 namun tertahan di bulan November 2016.

Selama kuartal III 2016, nilai tukar rupiah secara rata-rata menguat 1,39 persen dan mencapai level Rp 13.130 per dollar AS. Penguatan nilai tukar rupiah terus berlanjut di bulan Oktober 2016 sebesar 0,71 persen dan ditutup di level Rp 13.048 per dollar AS.

"Penguatan rupiah didukung sentimen positif perekonomian domestik, seiring dengan kondisi stabilitas makroekonomi yang terjaga dan implementasi UU Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/11/2016).

Dari sisi eksternal, penguatan rupiah terkait dengan meredanya risiko global, sejalan dengan semakin jelasnya arah kebijakan The Fed terkait suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).

Namun, imbuh Agus, sejak awal November hingga 16 November 2016, nilai tukar rupiah mengalami depresiasi sebesar 2,53 persen menjadi Rp 13.378 per dollar AS.

Pelemahan ini merupakan akibat meningkatnya ketidakpastian perekonomian global pasca Pemilu AS.

"Meski demikian, tekanan depresiasi yang terjadi pada rupiah relatif terbatas dibandingkan dengan tekanan yang terjadi pada mata uang negara emerging lainnya. Secara year to date (ytd) nilai tukar rupiah masih menguat 2,97 persen," ungkap Agus.

Ke depan, tutur Agus, bank sentral akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com