Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Kertas Nasional Diminta Terapkan Teknologi Ramah Lingkungan

Kompas.com - 18/11/2016, 06:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian mendorong industri pulp dan kertas di Indonesia untuk menerapkan teknologi yang berwawasan lingkungan dalam kegiatan produksinya agar meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.

Sebab, isu produk hijau di sektor ini sering menjadi permasalahan dan perhatian di sejumlah negara, terutama Eropa.

“Untuk itu, kondisi tersebut perlu disikapi dengan mengaktifkan peran di bidang penelitian dan pengembangan (litbang),” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar dalam keterangan resmi kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2016).

Menurut Haris, kegiatan litbang yang dipacu mengarah kepada konsep industri hijau, dimana proses produksinya mengutamakan pada upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan.

"Hal ini sesuai amanat Undang-Undang Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, sehingga upaya tersebut mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat,” paparnya.

Perlu diketahui, sebagian industri pulp dan kertas domestik telah mampu menghemat penggunaan energi fosil dengan memanfaatkan lignin kayu dari limbah produksi.

Lignin tersebut diproses menjadi lindi hitam pekat (heavy black liquor) sebagai sumber bahan bakar untuk menjalankan mesin pabrik dan penerangan di wilayah tersebut.

Bahkan, penggunaan lindi hitam pekat juga mampu menekan biaya produksi di tengah tingginya harga gas di Indonesia sebagai kebutuhan energi di sektor ini.

Sementara itu, Haris mengungkapkan, meski ada peningkatan penggunaan media online, namun pada kenyataannya tidak menghambat pertumbuhan industri pulp dan kertas nasional.

Pasalnya, selain jumlah konsumsi tanah air yang masih rendah, permintaan masyarakat dunia akan kertas masih tinggi.

“Penduduk dunia diproyeksikan menjadi 9 miliar orang pada tahun 2050 dan hampir 60 sampai 70 persen berada di Asia yang diprediksi masih menggunakan kertas untuk berbagai keperluan seperti untuk kemasan sebuah produk,” jelasnya.

Kemenperin mencatat, Indonesia memiliki 82 industri pulp dan kertas pada tahun 2013, yang terdiri 4 industri pulp, 73 industri kertas, serta 5 industri pulp kertas terintegrasi dengan kapasitas terpasang sebesar 18,96 juta ton.

Realisasi produksi di sektor ini masing-masing 4,55 juta ton untuk pulp dan 7,98 juta ton untuk kertas. Dengan kemampuan produksi tersebut, Indonesia menempati peringkat ke-9 sebagai produsen pulp terbesar di dunia dan produsen kertas ke-6 terbesar di dunia.

Selanjutnya, Indonesia mampu mengekspor pulp sebesar 3,75 juta ton dengan nilai 1,85 miliar dollar AS dan untuk kertas sebesar 4,26 juta ton dengan nilai 3,76 miliar dollar AS.

Adapun negara tujuan ekspor terbesar adalah Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

"Pertumbuhannya tetap bagus. Ini terbukti ada dua industri yang dapat fasilitas insentif dari pemerintah. Salah satunya PT OKI yang akan beroperasi pada tahun depan dan menjadikan posisi industri pulp kita bisa naik ke posisi keenam," tutur Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com