JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah telah mendorong perusahaan-perusahaan di sektor minyak dan gas bumi (migas) untuk masuk industri hilir migas, seperti pembangunan kilang (refinery).
Mengenai peluang masuk ke industri hilir migas ini, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) mengaku belum tertarik untuk turut meramaikan.
Menurut Presiden Direktur Medco Hilmi Panigoro, produksi minyak dan gas (migas) Medco saat ini sekitar 60.000 barel setara minyak per hari (oil equivalent per day/boepd).
Hilmi memperhitungkan, apabila membangun kilang dengan kapasitas 400.000 boepd saja, maka suplainya masih sangat kekurangan.
"Lalu kami harus mengimpor crude (minyak mentah) dari luar. Akan tergantung sama orang lain," kata Hilmi ditemui di sela-sela Kompas 100 CEO Forum, di Jakarta, Kamis (24/11/2016).
"Kalau perusahaan besar, seperti Pertamina, ExxonMobil yang produksinya 1-2 juta boepd, membangun industri hilir, sudah punya jaminan suplai. Maka industri hilir menjadi murah buat mereka," kata Hilmi.
"Buat Medco sih, refinery enggak efisien, karena suplainya belum secured," imbuh pemilik tambang tembaga, Newmont Nusa Tenggara ini.
Menurut taksiran Hilmi, membangun kilang akan efisien bagi Medco, apabila produksi migasnya sudah mencapai 500.000 boepd.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.