LONDON, KOMPAS.com - Harga emas ditutup di atas level terendah selama sepuluh bulan kemarin, di level 1.180 dollar AS per ounce. Harga logam mulia tetap di bawah tekanan jelang kenaikan suku bunga The Fed, bulan depan.
Harga emas sudah jatuh sepuluh persen drastis sejak pemilu Presiden Amerika Serikat (AS), dari level 1.337 dollar AS. Rilis data perekonomian AS menunjukkan belanja perusahaan di AS tumbuh 4,8 persen pada Oktober, yang merupakan kenaikan terbesar satu tahun ini.
Ditambah dengan laporan tenaga kerja yang kuat, hal ini menambah keyakinan pasar bahwa suku bungan The Fed akan naik pada Desember.
"Ekspektasi pasar terhadap kemungkinan kenaikan suku bunga mendekati 100 persen," dilansir dari theweek.co.uk, Jumat (25/11/2016).
Pasar memroyeksikan pada tahun depan Presiden Donald Trump akan menggenjot belanja dan hal itu akan mendorong kenaikan inflasi, sementara indeks dollar AS berada pada posisi tertinggi 14 tahun.
DailyFX masih memperkirakan harga emas bisa menyentuh 1.171 dollar AS per ounce, atau bahkan lebih rendah di level 1.152 per ounce.
"Kalaupun pasar rebound, emas akan bergerak kembali di atas 1.200 dollar AS per ounce. Pedagang harus mencari resistensi di indikator teknis lain sekitar 1.234 dollar AS per ounce".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.