JAKARTA, KOMPAS.com – Pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun emisi 2016, baik uang rupiah kertas maupun uang logam.
Bank sentral menjelaskan, salah satu material yang digunakan untuk membuat uang kertas adalah serat kapas.
“Serat kapas lebih lentur, tidak mudah sobek,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara beberapa waktu lalu.
Tirta menyebut, pertimbangan pemilihan serat kapas sebagai bahan baku uang kertas rupiah salah satunya adalah lebih tahan terhadap kemungkinan dicoret-coret.
Beberapa negara lain pun menggunakan bahan-bahan baku yang terbilang unik dalam pembuatan uang kertas mereka. Apa saja? Berikut ini penjelasannya,
1. Inggris
Mengutip situs resmi bank sentral Inggris, Bank of England, bahan-bahan baku pembuatan uang kertas poundsterling dinamakan substrat.
Kertas yang digunakan untuk pembuatan uang kertas poundsterling dibuat oleh produsen kertas khusus, terbuat dari serat kapas dan campuran kain sehingga lebih kuat dan tahan lama.
Dengan menggunakan air, kain dilebur menjadi serat-serat individual dan dibentuk menjadi gulungan kertas.
Per September 2016, Bank of England mengedarkan uang kertas poundsterling pertama berbahan polimer, yang diklaim lebih bersih, aman, dan kuat ketimbang uang kertas sebelumnya.
“Uang kertas polimer memberikan resiliensi lebih kuat terhadap pemalsuan dan meningkatkan kualitas uang kertas yang diedarkan. Selain itu, karena 2,5 kali lebih tahan lama ketimbang uang kertas sebelumnya, maka uang kertas polimer lebih ramah lingkungan,” ujar Bank of England.
2. Jepang
Mengutip laman resmi Biro Percatakan Nasional Jepang atau National Printing Bureau, uang kertas yen Jepang dibuat dari mitsumata yang berasal dari tanaman Edgeworthia papyrifera, bubur kertas dari tanaman abaca, dan beberapa jenis serta lainnya.
Ini membuat uang kertas yen memiliki warna dan tekstur yang unik. Mitsumata sudah digunakan sejak zaman kuno di Jepang sebagai bahan baku kertas Jepang washi.
Tradisi penggunaan mitsumata sebagai bahan baku pembuatan uang kertas terus dilakukan hingga kini sejak tahun 1879.