Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Produksi, Pemerintah Kembangkan Kluster Pertanian

Kompas.com - 08/01/2017, 08:19 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengatakan program kluster pertanian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan mengurangi ketergantugan akan beras impor.

Hal itu dikatakan Menkop saat melakukan kunjungan ke Koperasi Unit Desa (KUD) Padangan, Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu (7/1/2017).

"Untuk tahap awal, sudah disiapkan lima kluster pertanian di lima daerah dengan masing-masing luas lahannya 1.000 hektar. Nantinya akan ada 65 kluster pertanian yang saya kira akan mampu mengurangi bahkan menghentikan ketergantungan beras impor," tegas Menkop melalui keterangan resminya kepada Kompas.com, Minggu (8/1/2017).

Lima daerah yang telah disiapkan untuk kluster pertanian adalah Sukabumi, Lampung, Banyumas, Demak, dan Bojonegoro. Dari kelimanya, kluster yang sudah berjalan, selebihnya masih dalam proses.

Dalam pengembangan kluster pertanian di Sukabumi, Kemenkop menggandeng PT Pertamina yang menyalurkan dana program kemitraan bina lingkungan (PKBL).

Menurut Menkop, kawasan Bojonegoro khususnya di kecamatan Padangan memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi salah satu kluster pertanian. "Di sini KUD bagus dan bisa jadi contoh bagi KUD lain," kata Puspayoga.

Sementara itu, Ketua KUD Padangan, Mihandri Samsuri menyatakan kesiapannya untuk menjadi kluster pertanian.

"Saat ini kami sudah bekerja sama dengan lima Kelompok Pertanian (KK) dengan KUD Padangan bertindak selaku inti, sedangkan KK sebagai plasma," jelasnya.

KUD Padangan menyiapkan sarana produksi dan pembiayaan untuk produksi padi yang didanai melalui unit koperasi simpan pinjamnya. Nantinya hasil produksi KK akan dibeli dan dipasarkan oleh KUD Padangan.

"Saat ini ada lima KK yang masing-masing beranggotakan 50 petani, dengan setiap KK memiliki lahan antara 50-150 hektare," katanya.

KUD Padangan pada 2016 membukukan omset senilai Rp 37 miliar, aset sebesar Rp 6.137 miliar dan Sisa Hasil Usaha sebesar Rp 710 juta sebelum pajak.

Saat ini unit usaha yang digeluti setidaknya ada sejumlah usaha, yaitu penyalur pupuk bersubsidi, jasa pergudangan, unit simpan pinjam (USP), dan payment poin online (PPD). Sedang usaha rintisannya ada tiga yaitu sistem resi gudamg (SRG), properti, dan angkutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com