Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonjakan Harga Cabai Dinilai Tidak Rasional

Kompas.com - 12/01/2017, 17:39 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Koperasi Agrobisnis dan Agro Industri (KAAI) Sutarto Alimoeso mengatakan, lonjakan harga cabai rawit saat ini tergolong sudah tidak wajar.

Dia mengatakan, pemerintah seharusnya sudah siap menghadapi gejolak-gejolak harga pangan pada waktu-waktu tertentu.

"Ini sebenarnya sudah tidak masuk akal. Kalau menurut pengalaman, biasanya pemerintah sudah siap-siap pada bulan-bulan begini akan terjadi shortage (kekurangan)," ujar Sutarto usai konferensi pers Agrinex 2017 di Kementerian Pertanian Jakarta, Kamis (12/1/2017).

Menurutnya, sektor pangan akan selalu mengalami fluktuasi akibat faktor alam, mulai dari komoditas beras hingga cabai.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Warga sedang memilih cabai di Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. Kamis (5/1/2017). Hargai cabai melonjak drastis pasca-tahun baru. Di sejumlah daerah, harga cabai meroket dari puluhan ribu menjadi Rp 200-an ribu.
"Ini karena ada hubungan dengan iklim, apakah itu beras apalagi cabai, sejak lama itu selalu seperti itu. Karena pada saat-saat tertentu suplainya memang kurang. Ditambah lagi ada pemain nakal sehingga terjadi gejolak," ungkapnya.

Ia mengatakan, ke depan sektor pertanian dan pangan perlu sentuhan teknologi yang lebih masif agar bisa memberikan solusi terkait persoalan gangguan cuaca atau iklim, dan juga memulai diversifikasi produk pangan olahan.

"Ke depannya teknologi harus dipakai untuk menjaga pasokan cabai tetap normal. Salah satunya dengan tidak usah makan cabai segar. Saat produksi tinggi, cabai  diolah dalam bentuk pasta, bubuk," tambahnya.

Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, kenaikan harga cabai yang terjadi merupakan fenomena yang tidak rasional dan merugikan konsumen secara luas.

KOMPAS.com / ANDREAS LUKAS ALTOBELI Warga sedang memilih cabai di Pasar Modern Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. Kamis (5/1/2017). Hargai cabai melonjak drastis pasca-tahun baru. Di sejumlah daerah, harga cabai meroket dari puluhan ribu menjadi Rp 200-an ribu.
"Fenomena melonjaknya harga cabai diduga kuat karena ada pihak-pihak tertentu yang mendistorsi pasar, terutama di jalur distribusi. Entah dengan cara penimbunan atau kartel oleh pedagang besar, distributor," ujar Tulus melalui pesan singkat, Kamis (12/1/2017).

Menurutnya, saat ini pemerintah tidak boleh menyerah dan menyalahkan faktor cuaca sebagai sebab utama.

"Seharusnya pemerintah dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KKPU) bisa melakukan pengusutan dan penyidikan yang mengarah sebagai tindak pidana ekonomi. Pemerintah tidak boleh membiarkan fenomena ini tanpa tindakan berarti dan menyerah pada pasar," tegas Tulus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

Permendag 8/2024 Terbit, Wamendag Jerry: Tidak Ada Lagi Kontainer yang Menumpuk di Pelabuhan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

[POPULER MONEY] Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer di Tanjung Priok | BLT Rp 600.000 Tidak Kunjung Dicairkan

Whats New
Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

Segera Dibuka, Ini Progres Seleksi PPPK 2024

Whats New
Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 68 Masih Dibuka, Simak Insentif, Syarat, dan Caranya

Work Smart
OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

OJK Luncurkan Panduan Strategi Anti-Fraud Penyelenggara ITSK

Whats New
3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

3 Cara Transfer BRI ke BNI, Bisa lewat HP

Spend Smart
5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

5 Cara Cek Nomor Rekening Penipu atau Bukan secara Online

Whats New
Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Simak 5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri LDM

Earn Smart
Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Luhut Bilang, Elon Musk Besok Pagi Datang ke Bali, Lalu Ketemu Jokowi

Whats New
Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Sandiaga Soroti Pengerukan Tebing di Uluwatu untuk Resort, Minta Alam Jangan Dirusak

Whats New
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com